Diet Tanpa Lapar Dengan Food Combining

Health. Rutinitas yang padat kerap kali membuat kita lalai mengatur pola makan, alhasil berbagai jenis makanan dikonsumsi tanpa mempertimbangkan nilai gizi yang di perlukan tubuh. Dengan demikian yang harus dilakukan adalah menyeimbangkan asupan makanan yang diselaraskan dengan mekanisme alamiah tubuh.

Para ahli mengatakan hal ini dengan istilah food combining atau mengombinasi menu makanan. Barangkali terdengar aneh bagi Anda yang baru pertama kali mendengarnya. Tapi, food combining benar-benar bermanfaat buat anda yang melakukannya.

Dijelaskan oleh peneliti kesehatan, metode pengaturan pola makanan yang sudah dilakukan oleh bangsa Esseni Palestina ini mendorong terciptanya perilaku makan yang mampu mengoptimalkan masukan dan penyerapan gizi dengan cara mengkonsumsi makanan yang serasi setiap kali makan, dengan mendayagunakan fungsi sistem pencernaan dan menyesuaikan makanan dengan kebutuhan asam basa dan siklus alamiah tubuh agar metabolism tubuh seimbang.

Bahkan bagi anda yang ingin memiliki berat badan ideal, food combining bisa menjadi solusi terbaik.

Food combining memungkinkan seseorang diet tanpa rasa lapar yang menyiksa, hanya saja harus dilakukan dengan pemahaman terhadap makanan dan sistem pencernaan. Konsep nya mengacu pada fakta bahwa setiap kelompok makanan memiliki waktu cerna dan serap yang berbeda – beda. Jika mengkonsumsi makanan dalam satu kelompok, penyerapan nutrisi akan jauh lebih efektif dan tidak mudah menimbulkan masalah pencernaan.

Makanan yang dicerna umumnya memerlukan enzim cerna yang berbeda – beda. Beberapa kelompok makanan memerlukan zat asam sedangkan lainnya membutuhkan zat alkali, maka ketika makanan tidak satu kelompok dikonsumsi bersamaan, alkali dan asam yang bertemu akan menetralisir satu sama lain yang berujung pada terhambatnya pencernaan.

Oleh karenanya, diet food combining tidak menyarankan orang-orang untuk menyantap nasi, lauk pauk, sayuran, dan buah sekaligus dalam 1 jam makan.

Segala jenis protein memerlukan suasana asam di dalam lambung, sebaliknya jenis karbohidrat justru memerlukan suasana lambung beralkali. Jika zat pati (karbohidrat) dan protein ada di dalam lambung secara bersamaan maka hal ini akan memicu pertentangan dan menghasilkan suasana lambung yang tidak kondusif.

Sebagai hasilnya adalah gangguan pencernaan, gas pada lambung, dan penyerapan yang miskin nutrisi. Untuk itu, kombinasi makanan sehat yang baik adalah karbohidrat ditambah sayuran, protein, dan kacang-kacangan yang dikonsumsi pada jam yang berbeda.

Karbohidrat dan buah adalah kombinasi yang harus dihindari. Konsumsi kelompok makanan yang berbeda harus disesuaikan dengan waktu cerna setiap jenis makanan.

Segelas air adalah konsumsi yang tepat jika perut masih kosong. Jus dicerna selama 15-20 menit, buah segar dicerna selama 30-40 menit, sayuran selama 30-40 menit, karbohidrat 90 menit, kacang-kacangan 2,5 hingga 3 jam, sedangkan protein hewani dicerna dari 30 menit (telur) hingga 3-4 jam (sapi).

Yang tak kalah penting dari konsep food combining ini adalah, seseorang diwajibkan untuk mengunyah makanan hingga mencapai konsistensi yang berair dan kemudian baru boleh menelannya. Ini dimaksudkan agar proses pencernaan dan penyerapan nutrisi berjalan efektif.

Bagaimana pendapat Anda? Silakan mencobanya!

 

 

Laporan : Kartika Anwar
Editor : Revo Adi M