Gandeng Dinas PP & KB, PT KNI Gelar Workshop Penerapan Disiplin Positif

Bontang. Anak adalah generasi penerus dan investasi untuk bangsa, orang tua dan guru memiliki peran penting terhadap perkembangan anak.  Menyadari hal tersebut, PT Kaltim Nitrat Indonesia (KNI) melalui dana CSR nya bekerjasama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang  melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (PP & KB), menggelar Workshop Penerapan Disiplin Positif.

Bertempat di Auditorium Taman 3 Dimensi pada Rabu (15/1/2020), workshop tersebut diikuti oleh 150 peserta, yang terdiri dari unsur perwakilan guru atau kepala sekolah  dari 56 sekolah mulai dari tingkat TK hingga SMA se-Kota Bontang, pengurus komite sekolah, unsur dinas pendidikan, kementrian agama, IGTKI, PKK, serta pengurus forum anak.

Bakat Subroto Hadi, selaku Manager Produksi PT KNI dalam sambutannya mengatakan, workshop tersebut adalah salah satu bentuk  dukungan PT KNI terhadap Sustainable Development Goals yang merupakan program Pbb, dimana didalamnya terdapat 3 poin, yakni perdamaian, keadilan dan institusi yang kuat,.

“Intinya adalah untuk  mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak. Selain itu program ini merupakan CSR PT KNI dalam mendukung Kota Bontang sebagai Kota Layak Anak,” jelasnya.

Sementara itu Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni, mengapresiasi kolaborasi yang baik antara PT KNI dengan pemkot Bontang melalui kegiatan tersebut. Neni berharap kegiatan tersebut dapat mebuka wawasan para orangtua dan guru, sehingga dapat mengurangi permasalahan sosial di Kota Bontang.

Pada workshop tersebut 3 narasumber dihadirkan, yaitu  Valentina Gintings , Selaku Asisten Deputi Perlindungan Anak Dari Kekerasan Dan Ekspoilitasi Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak , serta Eko Toba Putra Simanjuntak dan Jean Heandry Souisa Dari Yayasan Nusantara Sejati.

Valentina Gintings dalam paparan singkatnya mengingatkan peserta akan pentingnya bonus demografi pada tahun 2030 mendatang, dimana komposisi jumlah penduduk yang berusia produktif lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk usia tidak produktif, sehingga generasi penerus perlu disiapkan dari sekarang, mengingat pada tahun tersebut  70% penduduk indonesia yang usia anak saat ini sudah memasuki usia produktif.

Laporan: Risma | Mansyur