Jangan Terlalu Banyak Konsumsi Minum Manis Saat Berbuka Puasa

Bontang. Mengkonsumsi makanan atau minuman manis seperti halnya teh manis dan kopi saat berbuka puasa, merupakan hal yang wajar dan lumrah dilakukan orang yang berpuasa. Mengingat kebutuhan kadar gula darah yang harus terpenuhi dalam satu hari setiap harinya.

Seperti halnya makanan atau minuman yang mengandung gula, dipastikan memiliki dampak positif bagi tubuh, walau pemenuhan kadar gula darah dari hal tersebut, akan cepat mengalami penurunan jika dibandingkan dengan makanan yang mengandung karbohidrat komplek layaknya kurma.

“rasa manis dari makanan dan minuman yang mengandung gula pasti akan meningkatkan kadar gula darah. Namun akan cepat menurun jika dibandingkan dengan makanan yang memiliki karbohidrat komplek seperti kurma dan kolak,” papar dr Saptawati Bardosono, dari Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran UI (FKUI).

Akan tetapi yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi makanan ataupun minuman manis pasca berbuka puasa maupun saat sahur, menurut Saptawati jangan sampai terlalu berlebihan. Mengingat hal tersebut akan meningkatkan gula darah secara tidak terkendali, sehingga berpotensi menimbulkan kegemukan dan berbagai penyakit bagi tubuh.

“hindari minum dan makan yang manis secara berlebihan saat berbuka maupun sahur, resikonya bisa berdampak pada kegemukan, serta memunculkan berbagai penyakit lainnya. Hal itu dikarenakan peningkatan gula darah secara berlebih dari setiap makanan atau minuman yang dikonsumsi,” jelasnya.

Disamping itu, konsumsi gula secara berlebih akan menimbulkan perubahan gula darah yang memicu sering buang air kecil, sehingga berpengaruh terhadap kecukupan cairan tubuh.

Maka dari itu, untuk menormalkan kebutuhan kadar gula darah ini, disarankan saat berbuka maupun sahur dapat mengkonsumsi makanan dan minuman yang berimbang, serta nutrisi yang dibutuhkan tubuh layaknya karbohidrat, protein, dan lemak.

“ terlalu banyak mengkonsumsi makanan dan minuman manis akan berpengaruh terhadap perubahan kadar gula darah. Sehingga sering membuat orang banyak buang air kecil, yang membuat kebutuhan cairan tubuh berkurang. Untuk menghindari hal itu, konsumsi makanan yang berimbang dan memenuhi standar gizi yang bernutrisi,” ungkap dr Murdani Abdullah, Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam Universitas Indonesia.(detik).

 

Editor : Revo Adi M