Kunjungan Wisatawan ke Museum Mulawarman Tenggarong Selama Liburan Lebaran 2024 Alami Peningkatan dari Tahun Sebelumnya

Tenggarong. Museum Mulawarman Tenggarong, sebuah destinasi bersejarah yang terkenal dengan koleksi peninggalan dari kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, menjadi pusat perhatian para wisatawan dari berbagai daerah Kalimantan Timur selama liburan Lebaran 2024. Meskipun ramai dengan pengunjung, tahun ini mencatat peningkatan kunjungan yang signifikan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Para pengunjung membanjiri Museum Mulawarman Tenggarong untuk mengagumi dan mempelajari berbagai artefak bersejarah yang dipamerkan. Johansyah, seorang staf pengelola UPT Museum Mulawarman Tenggarong Kalimantan Timur, menyatakan bahwa tingkat kunjungan pada liburan Lebaran tahun ini mengalami peningkatan yang mengesankan sejak hari pertama hingga hari kelima.

“Kami senang melihat begitu banyak wisatawan yang datang untuk mengeksplorasi kekayaan sejarah kami di museum ini. Tahun ini, kami telah menyambut ribuan pengunjung setiap hari, menunjukkan minat yang meningkat dari masyarakat untuk mengenal sejarah dan budaya daerah ini,” kata Johansyah.

Tidak hanya menyoroti peningkatan jumlah pengunjung, tetapi juga perubahan dalam tarif tiket masuk. Untuk memasuki museum, anak-anak dikenai biaya 5000 rupiah, sementara orang dewasa dikenai 10.000 rupiah. Tarif tiket untuk wisatawan asing adalah sebesar 15.000 rupiah.

Selain menjelajahi Museum Mulawarman Tenggarong, para pengunjung juga memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai koleksi seni budaya dan peninggalan sejarah di gedung Serapo yang terletak di sekitar area museum. Gedung ini menampilkan artefak bersejarah dan seni budaya dari lantai dua hingga lantai tiga, memberikan pengalaman yang mendalam bagi pengunjung.

Dengan peningkatan minat dari masyarakat dan turunannya, Museum Mulawarman Tenggarong terus menjadi destinasi wisata unggulan di Kalimantan Timur. Harapannya, museum ini akan terus menjadi pusat pendidikan dan penghargaan terhadap warisan budaya daerah ini untuk generasi mendatang.

Writer: Fairuzz Abady
Exit mobile version