Bontang. Sejak adanya peraturan pemerintah kota agar SDN 001 Bontang Barat dipisah dengan SDN 002 Bontang Barat, membuat pihak sekolah SDN 002 merasa di anak tirikan. Pasalnya, sejak berdiri sendiri, SDN 002 hanya memiliki enam kelas. Lima kelas dengan bangunan baru, dan satu kelas bangunan lama.
Jumlah itu menurut Wakil Kepala Sekolah SDN 002, Muchsin, masih jauh dari jumlah ideal yang seharusnya dimiliki sekolah negeri.
“Kami hanya punya kelas yang pas-pasan. Sangat jauh dari kata ideal untuk sebuah sekolah,” ungkapnya.
Jika diperhatikan, kondisi berbeda sangat terasa antara SDN 001 dan 002 yang berada dalam satu lokasi. Tampak SDN 001 yang berada persis di depan SDN 002 sudah memiliki bangunan megah berlantai 2 dengan 24 kelas. Fasilitas lain seperti laboratorium, ruang perpustakaan, ruang komputer, dan ruang pelajaran agama pun belum tersedia.
“ Karena minimnya ruang kelas bagi 240 anak didik kami, sekolah harus menekan jumlah penerimaan siswa baru setiap tahunnya. Sementara untuk proses belajar mengajar, kami terpaksa meminjam dua kelas milik sdn 001,” tambahnya.
Bahkan, pihak sekolah merasa khawatir jika sewaktu- waktu ruang kelas diminta kembali.
“Karena bukan milik kami, bukan hal yang mustahil jika ruang pinjaman itu diminta kembali untuk kepentingan SDN 001. Lantas kalau sudah begitu, kami harus kemana coba?,” ungkap Muchsin.
Muchsin hanya berharap, relokasi sekolah yang pernah dijanjikan Pemerintah dapat segera terealisasi. Mengingat kondisi sekolah yang memang masih jauh untuk dikatakan layak sebagai sebuah sarana pendidikan bagi anak.
“Dulu pernah dibilang Bu Etha (Etha Rimba Pembonan, wakil Ketua DPRD Bontang), beliau sudah berkoordinasi dengan pemerintah untuk rencana relokasi. Tapi sampai saat ini belum juga terlaksana. Kami hanya berharap relokasi itu bisa segera dilakukan,” pungkasnya. (*)
Lpaoran : Rahma & Nasrul
Editor : Maya Ch