Bontang. Wacana penutupan pulau beras basah demi memuluskan pembangunan kilang refinery di Kota Bontang, terus memunculkan reaksi beragam dari masyarakat. Seperti halnya pengusaha kapal wisata yang tergabung dalam Asosiasi Penyedia Jasa Transportasi Wisata Laut (APJTL) dengan memberikan reaksi keras akan wacana penutupan tersebut.
Akibat wacana ini, pendapatan para pengusaha kapal wisata mengalami penurunan yang sangat signifikan. Bahkan mencapai 70 persen.
Dikatakan Ketua Apjtl Bontang Bilhogen, sejak beredarnya wacana penutupan pulau Beras Basah, presentase keberangkatan kapal wisata menuju ikon kota bontang tersebut menurun drastis. Sebelum wacana merebak, jumlah kapal wisata yang diberangkatkan ke beras basah setiap minggunya mencapai 50 hingga 60 kapal. Namun kini, hanya mampu memberangkatkan sekitar 10 hingga 15 kapal.
“ Ini sangat merugikan kami,” ujarnya.
Ditegaskan Bilhogen, ia sebenarnya tak menolak jika beras basah memang harus ditutup. Hanya saja, jika penutupan dilakukan harus disertai solusi untuk para pengusaha kapal wisata yang menggantungkan hidup dari keberangkatan wisatawan ke beras basah.
“ Jangan lah usaha kami ini dimatikan. Kami berharap pemerintah dan pihak terkait dapat mencarikan solusi terbaik untuk permasalahan ini,” tandasnya.
Sekedar diketahui, sejak dibentuk tiga tahun lalu, anggota pengusaha kapal wisata yang tergabung dalam APJTL berjumlah 60 lebih.(*)
Laporan : Sary & Faisal
Editor :Maya Ch