Tertinggi Dalam 10 Tahun, Sebulan Ada 63 Warga Bontang Positif DBD

Bontang. Kasus DBD di Bontang di awal tahun 2019 ini mengalami peningkatan yang cukup drastis. Dinas Kesehatan mencatat sepanjang Januari hingga awal Februari 2019 terdapat 63 pasien yang positif terjangkit DBD, sementara untuk suspek DBD atau yang mengalami gejala mencapai 242 orang. Jumlah tersebut tertinggi selama 10 tahun terakhir. Pasalnya pada Tahun 2018 saja, warga yang terjangkit DBD hanya mencapai 183 orang. Sementara Kasus DBD tertinggi kedua terjadi pada tahun 2016 sebanyak 523 Kasus, dan 11 diantaranya meninggal dunia. 

Kasi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Bontang Adi Permana, mengungkapkan bahwa setiap harinya terdapat 5 orang yang menjalani pemeriksaan baik yang positif DBD maupun suspek DBD, bahkan dalam dua minggu terakhir ini sudah terdapat 80 pasien yang dirawat inap di rumah sakit yang ada di Bontang.  

“Ini kasus DBD tertinggi di Bontang selama 10 tahun terakhir,” ungkapnya.

Dari 63 yang positif DBD dan 242 suspek DBD 70% diantaranya didominasi oleh anak-anak hingga orang dewasa dengan rentan usia 5 sampai 40 tahun.

Ditambahkan Adi bahwa penyebab tingginya kasus DBD di awal tahun ini merupakan trend secara nasional. Terlebih saat ini tengah musim hujan. Adapun kasus DBD tertinggi berasal dari wilayah Bontang Selatan seperti Berbas Tengah, Berbas Pantai, dan Tanjung Laut. Selain itu kasus DBD juga banyak terjadi di wilayah Kelurahan Api-Api, Telihan dan Loktuan.

Untuk itu dinas kesehatan akan melakukan sejumlah tindakan dan upaya untuk lebih menekan angka DBD diantaranya melakukan pengendalian fokus di daerah endemis seperti fogging, pembagian abate, serta pemberantasan sarang nyamuk lewat gotong royong dengan menggandeng sejumlah perusahaan di Bontang.  

“Faktor lain yang juga mempengaruhi yakni lingkungan yang kurang terjaga kebersihannya sehingga membuat jentik nyamuk mudah berkembang,” papar Adi.

Dinas kesehatan juga menghimbau untuk menjaga lingkungan dan kebersihan serta segera memeriksakan diri jika mengalami demam selama satu hingga dua hari guna mengantisipasi lambatnya penanganan kasus DBD di Bontang. (*) 

 

 

Laporan: Yulianti Basri