Bontang. Sekumpulan ibu rumah tangga di RT 01 Kelurahan Guntung, Kecamatan Bontang Utara yang tergabung dalam Kelompok Perempuan Matahari mengembangkan seni batik alami dengan memadukan motif daun-daun pewarna alami yang disusun di atas kain.
Mereka mengumpulkan daun dan batang kayu bekas disekitar rumah mereka, dan kemudian bahan yang sebelumnya tak bernilai dijadikan pundi-pundi Rupiah. Mereka mengolah bahan-bahan tersebut menjadi sebuah produk dengan nama Batik Daun Jajar, dimana saat ini produk tersebut sudah dipasarkan hingga ke luar daerah.
Dijelaskan oleh Ketua Kelompok Perempuan Matahari Syahida bahwa penamaan Batik Daun Jajar dipilih kerena daun-daun bekas yang merupakan bahan utama disusun sejajar di atas kain untuk mendapatkan motif batik yang menarik. Dia juga menjelaskan bagaimana proses pembuatan Batik Daun Jajar yang diawali dengan merebus akar mengkudu, kulit wangi, dan batang mangrove sebagai pewarna kain.
“Selanjutnya dedaunan seperti daun manga, daun katup, daun singkong, dan sejumlah daun-daun yang telah dikumpulkan disusun diatas kain, sebagai motif batik. Tahap selanjutnya, kain dan daun tersebut dikukus selama 4 jam, lalu dijemur, dan dijahit sesuai dengan kreasi,” jelasnya.
Produk yang dibuat dari Batik Daun Jajar tersebut diantaranya adalah baju, jilbab, tas, tempat tisu, taplak meja, kain, hingga baju yang dibanderol dengan harga Rp.15.000 hingga Rp.350.000. Kelompok Perempuan Matahari sendiri terdiri 15 ibu rumah tangga yang hanya memproduksi Batik Daun Jajar setiap Kamis dan Jumat. Sekali produksi dikatakan bisa menghasilkan 50 sampai 60 produk, peminatnya pun bukan hanya warga lokal, tetapi juga dari luar daerah seperti Kutai Timur, Jakarta, dan Yogyakarta.
Usaha yang telah mereka ditekuni selama setahun terakhir tersebut tidak serta merta berjalan mulus, sejumlah kendala sempat ditemui. Mulai dari kain yang harus didatangkan dari jawa, hingga proses produksi yang sempat gagal.
Namun dengan semangat pantang menyerah, Batik Daun Jajar kemudian bisa berhasil. Para ibu rumah tangga yang belajar secara otodidak ini kini dibina oleh PT Pertamina, baik dari sisi peningkatan SDM, maupun bantuan alat.
Peningkatan ekonomi bagi para anggota kini semakin terasa, dengan pendapatan omzet yang mencapai Puluhan Juta Rupiah. Setahun berjalan, Kelompok Perempuan Matahari telah berhasil memproduksi ribuan produk dari bahan alami tersebut.
Laporan: Yuli