Atlet Kempo Bontang Kantongi 1 Medali Emas, 2 Perak, & Perunggu


Kutai Timur. Atlet Kempo turut menambah pundi-pundi perolehan medali emas Bagi Kontingen Bontang. Hingga diakhir pertandingan atlet Bontang menyumbang satu medali emas, dua medali perak, dan enam medali perunggu.

Medali emas direbut oleh Firmansyah dan Ibramsyah dari nomor embu pasangan putra tingkat kyu 2, sementara medali perak diraih oleh Kukar, dan disusul oleh Samarinda pada posisi ketiga dengan medali perunggu.

Selain medali emas, cabor kempo juga turut mengumpulkan dua medali perak dari nomor randori putra kelas 45-50kg oleh atlet Dino Anggara saputra, dan nomor randori perorangan putra kelas 65-70 kg atas nama Ouky Syaptian Sofyan.

Enam medali perunggu juga turut dipersembahkan oleh cabang olahraga seni bela diri asal Jepang untuk KotaBontang, diantaranya dari nomor randori perorangan putri kelas 42-45 kg oleh Hasriani, nomor randori perorangan putri kelas 45-48 kg atas nama Selvi Octafiani Amalia, nomor randori perorangan putri kelas 60-63 kg atas nama Susanti, nomor embu berpasangan putri tingkat kyu 2 yang diraih oleh Nurmaliza Sulistyo Putri dan Marlina, nomor embu beregu putri 4 orang yang terdiri dariAura Ramadhani Dwidi Putri, Liya, Hasriani, dan Sukmawati Ramadhani, sementara perunggu terakhir dipersembahkan oleh Ibramsyah, Dino Anggara Saputra, Firmansyah, Dharmawan, dan Bintoro Wisnugroho dari nomor randori beregu putra 5orang.

Abdul sani Pelatih kempo sekaligus sekretaris umum persaudaraan bela diri kempo Indonesia (PERKEMI) Bontang mengatakan melebihi target awal, yakni satu medali emas dan dua medali perak.

“Kita tidak berani memasang target lebih besar karena memang persiapan tidak begitu maksimal, tidak ada TC sama halnya dengan cabor lainnya, namun kita bersyukur justru bisa melampaui target dan semua atlet tidak ada yang cidera,” ujarnya.

Bontang pada cabor kempo menurunkan 17 atlet yang berkaga pada 14 nomor dari 24 nomor yang dipertandingkan di Gedung Graha Expo Bukit Pelangi Sangatta Kutai Timur.

“Selalu saingan terberat itu asal Kukar dan Samarinda, karena mereka memiliki atlet bersakala nasional bahkan juara dunia, berbeda dengan kita yang memang atlet lokal yang dibina sejak usia dini,” tambahnya. (*)

Laporan : Yulianti Basri

Exit mobile version