Demplot Pupuk Kaltim Tingkatkan Produktifitas pertanian Bawang Di Bima

Bontang. Manajemen PT Pupuk Kalimatan Timur (Pupuk Kaltim) pada Rabu (8/5/2019) melakukan panen raya  bawang merah   hasil program Demonstration Plot (Demplot) yang dilakukan di Desa Mawu,  Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dari hasil panen raya ini diketahui bahwa program Demplot Pupuk Kaltim berhasil meningkatkan produktifitas pertanian masyarakat dikabupaten Bima, khususnya komoditi bawang merah.

Kegiatan tersebut selain dihadiri Manajemen Pupuk Kaltim, juga turut dihadiri Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Bima Indra Jaya, Penyuluh Pertanian Kabupaten Bima Rustina, Kepala Unit Pertanian dan Perkebunan Kecamatan Ambalawi Endang Purnawati, serta Kelompok Tani Ambalwi Jaya.

Perwakilan Kelompok Tani Ambalawi Jaya, Damrus mengatakan bahwa Program Demplot Pupuk Kaltim dengan pola pemupukan berimbang menggunakan produk NPK Pelangi komposisi 16-16-16 dari Pupuk Kaltim, terbukti mampu memaksimalkan hasil pertanian bawang merah. Dengan peningkatan produksi mencapai 30% atau 20 ton per hektar.

“Dengan masa tanam 50 hari di atas lahan seluas 2 hektar, selama ini petani bawang merah di kecamatan ambalawi hanya mampu menghasilkan 15 ton per hektar.  Itu pun jika didukung cuaca cerah,  namun pada demplot kali ini, meski curah hujan terbilang tinggi, ternyata tetap mampu mendapatkan hasil panen yang cukup baik,” ungkapnya.

“NPK Pelangi komposisi 16-16-16 sangat cocok dengan karakteristik lahan pertanian di Ambalawi.  Bahkan para petani setempat yang sebelumnya hanya cenderung mengandalkan pupuk subsidi, mulai paham dengan keunggulan produk non subsidi dari pupuk kaltim ini. Meski harga lebih tinggi dari pupuk subsidi, namun hasil yang didapatkan jauh lebih maksimal,” tambahnya.

Hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Bima Indra Jaya, dia mengungkapkan bahwa peningkatan produktifitas bawang merah melalui demplot ini disambut antusias pemerintah Kabupaten Bima. Hasil panen bawang merah yang mencapai 20 ton per hektar tidak pernah terjadi di Bima dalam 10 tahun terakhir.  Jika pola pemupukan berimbang menggunakan npk pelangi berdasarkan demplot diterapkan petani secara konsiste, bukan hal mustahil kabupaten bima akan kembali meraih kejayaan sentra bawang merah di Indonesia.

“Kami mengapresiasi upaya Pupuk Kaltim meningkatkan hasil pertanian bawang merah di ambalawi dan berharap kegiatan serupa bisa dilaksanakan di lokasi berbeda, sehingga masyarakat Bima mampu memaksimalkan potensi lahan pertanian secara merata ke depannya,” harapnya.  

Indra menambahkan, dengan demplot ini juga Pupuk Kaltim telah ikut memberikan andil kepada pemerintah daerah dalam memenuhi kebutuhan pupuk, sehingga para petani tidak hanya fokus kepada pupuk subsidi saja, melainkan juga dapat menggunakan pupuk non subsidi yang dinilainya lebih baik dari pupuk bersubsidi.

Sementara itu Manager Pemasaran NPK Pupuk KaltimTommy Johan Augusta, mewakili manajemen Pupuk Kaltim mengatakan demplot ini merupakan bentuk tanggungjawab moral Pupuk Kaltim untuk mendorong produktifitas lahan dan hasil pertanian masyarakat, dengan mengedukasi langsung penggunaan pupuk secara tepat dan berimbang.

“Terlebih karakteristik lahan serta bibit bawang merah di Ambalawi berbeda dengan daerah lain, sehingga butuh pola pemupukan yang sesuai dalam mendukung produktifitas lahan. Agar hasil yang didapatkan juga lebih maksimal,” jelasnya.

Dalam program demplot yang  bekerjasama dengan Kelompok Tani Ambalawi Jaya ini,  Pupuk Kaltim menempatkan empat perlakuan untuk mencari hasil yang maksimal. Perlakuan  1  yakni perlakukan petani diterapkan pada lahan 0,25 hektar  dengan komposisi pemupukan urea atau prill daun buah 300kg per hektar, NPK phonska 300 kg per hektar dan pupuk daun buah 30 liter per hektar. Perlakuan 2 atau PKT-1 pada lahan 0,25 hektar dengan komposisi pemupukan urea atau prill daun buah 300kg per hektar, NPK pelangi  16-16-16  300 kg per hektar, organik 5000 kg per hektar, dan ecofert 40 kg per hektar.

Perlakuan 3 atau PKT-2 pada lahan 0,25 hektar,  komposisi pemupukan urea  prill daun buah  300kg per hektar,  npk pelangi 16-16-16  300 kg per hektar,  organik 5.000kg per hektar, ecofert 40 kg per hektar  dan asam humat pkt 4 liter per hektar. Serta perlakuan 4 atau PKT-3  pada lahan 0, 25 hektar, dengan komposisi urea prill daun buah  300kg per hektar,  npk pelangi 16-16-16  300kg per hektar,  organik 5.000kg per hektar,  ecofert 40 kg per hektar, dan poc pkt 8 liter per hektar. 

Dari empat jenis perlakuan tersebut, adapun perlakuan yang menunjukan hasil paling baik di tanah ambalawi adalah  perlakukan 2 atau PKT-1  yang mampu menghasilkan umbian bawang  merah 20 ton per hektar.

Laporan: Mansyur

Exit mobile version