Bontang. Sekira 40 persen dari total 124 posyandu di Kota Bontang, diketahui memiliki fasilitas minim atau tidak layak. Menyusul banyaknya posyandu yang tidak memiliki tempat, sehingga kerap menumpang di rumah warga.
Kondisi ini pun dikhawatirkan dapat mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan dasar, yang diberikan kepada masyarakat.
Disampaikan Staf Promosi Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Diskes-KB) Bontang, Santi, banyaknya posyandu minim fasilitas menyebabkan jumlah cakupan kunjungan masyarakat mengalami penurunan.
“Meski tidak semua posyandu mengalami penurunan kunjungan, tapi hal itu berpengaruh terhadap kondisi posyandu,” ujarnya.
Maka dari itu, pihaknya pun dalam waktu dekat lanjut Santi, akan melakukan pendataan dan assesment seluruh posyandu di berbagai RT yang tersebar di 15 Kelurahan.
Melalui pendataan Dinas Kesehatan akan memetakan posyandu sesuai tingkat fasilitas dan kondisi, serta menentukan tindakan yang akan diberikan kepada posyandu tersebut.
“Harapan kami dengan upaya ini, posyandu yang ada di Bontang bisa dimaksimalkan untuk pelayanan. Melalui pemenuhan sarana maupun fasilitasnya,” tambah Santi.
Ia pun mengajak seluruh stakeholder bersama mengembangkan posyandu di lingkungan tempat tinggal masing-masing. Melalui kegiatan kesehatan dasar yang berasal dari, oleh, dan untuk masyarakat.
Optimalisasi posyandu menurut Santi, tidak hanya tanggungjawab Pemerintah melalui Diskes-KB, namun juga seluruh pihak dengan peran yang sama untuk memaksimalkan pelayanan.
“Dukungan lintas sektor sangat diperlukan untuk membina posyandu, sebab dinas kesehatan hanya selaku pembina teknis. Apalagi melihat kondisi saat ini, kesadaran masyarakat terhadap posyandu semakin menurun. Hal itu perlu untuk dibangkitkan kembali,” lanjutnya.(*)
Laporan: Sary | Faisal