Bontang. Bagi ibu menyusui dapat berpuasa dengan prima, tanpa mengabaikan kewajiban memberikan asupan makanan melalui ASI terbaik untuk buah hati. Keluhan haus yang selalu menjadi permasalahan ibu menyusui yang berpuasa, dapat dihindari melalui berbagai cara, tanpa mengesampingkan kesehatan.
Salah satu cara yang dapat dilakukan ibu menyusui dalam menjalani puasa secara prima, adalah dengan pemenuhan kebutuhan cairan pada saat sahur setiap harinya. Termasuk pada waktu berbuka puasa, tanpa menunggu haus terlebih dahulu, yang menjadi kebiasaan banyak ibu menyusui.
Dijelaskan dr Saptawati Bardosono, MSc, SpGK dari Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), jika pemenuhan kebutuhan cairan mulai saat berbuka puasa maupun pada waktu sahur merupakan hal yang harus diperhatikan ibu menyusui jika ingin tetap melaksanakan puasa sambil memberian ASI bagi buah hati.
Menurutnya, minum air putih dan mengkonsumsi buah-buahan dapat dilakukan secara intensif pada waktu berbuka puasa dan malam hari, hingga saat makan sahur. Serta hindari minum terlalu banyak pada satu waktu saja.
“pada waktu malam hari jangan minum pada saat haus saja, namun minum dengan porsi yang cukup secara berkala. Begitupun saat sahur. Jangan minum terlalu banyak air dalam satu waktu, karena hal itu tidak akan efektif,” jelasnya
Pemenuhan cairan yang menjadi pokok perhatian oleh ibu menyusui, diharuskan Saptawati untuk tidak diabaikan jika tetap ingin melaksanakan puasa dengan baik. Mengingat kebutuhan cairan yang lebih, sangat menentukan kondisi ibu menyusui pasca memberikan ASI bagi anak.
“menyusui itu akan menguras cairan tubuh ibu menyusui. Jadi ikuti pola pemenuhan cairan agar kondisi tubuh ibu menyusui tetap prima menjalani puasa,” tambahnya.
Disamping itu, penggunaan ASI perah bagi anak juga menjadi salah satu alternatif yang dapat dilakukan, jika ibu menyusui tidak ingin mendapatkan resiko haus yang berlebihan selama menjalankan puasa dalam satu hari.
“cara efektif lainnya, gunakan ASI perah simpanan bagi anak, jika ibu menyusui tak ingin mendapatkan resiko haus berlebih selama berpuasa dalam satu hari,” tandasnya.
Namun begitu, kualitas dan kuantitas ASI yang sering menjadi kekhawatiran ibu menyusui tak perlu menjadi ketakutan. Mengingat kualitas dan kuantitas ASI dipengaruhi oleh asupan makanan dan gizi yang dikonsumsi sang ibu, dan bukan terpengaruh apakah yang bersangkutan melaksanakan puasa atau tidak.
“puasa tidak berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas ASI. Karena ASI hanya dipengaruhi oleh jenis makanan dan asupan gizi yang dikonsumsi ibu menyusui. Makanya konsumsi lah makanan yang memiliki gizi yang seimbang,” terang Mia Sutanto, Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI).(detik)
Editor : Revo Adi M