Samarinda. Kampung Ketupat yang berada di Kelurahan Masjid, Kecamatan Samarinda Seberang, kembali kebanjiran pesanan menjelang Hari Raya Idul Fitri 2025. Perkampungan yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai pengrajin ketupat ini mengalami lonjakan permintaan ketupat hingga empat kali lipat dibandingkan hari biasa.
Salah satu pengrajin ketupat, Burhan, mengungkapkan bahwa pada hari-hari biasa, para pengrajin menerima sekitar 2.000 pesanan ketupat per minggu. Namun, menjelang Idul Fitri, jumlah pesanan meningkat drastis hingga 8.000 ketupat per minggu.
“Kami kewalahan memenuhi permintaan, apalagi menjelang Lebaran. Banyak pelanggan datang tidak hanya dari Samarinda, tetapi juga dari Bontang, Balikpapan, dan daerah lainnya,” ujarnya.
Di Kampung Ketupat Samarinda, terdapat sekitar 180 pengrajin yang tersebar di 20 RT. Setiap harinya, mereka menghabiskan waktu untuk merangkai anyaman ketupat yang terbuat dari daun nipah. Daun nipah ini didatangkan langsung dari muara Sungai Mahakam untuk memastikan kualitas terbaik dalam pembuatan ketupat.
Harga ketupat di kampung ini bervariasi, mulai dari Rp30.000 hingga Rp100.000 per ikat, dengan satu ikat berisi 100 ketupat. Selain menerima pesanan dari rumah, ketupat-ketupat ini juga dipasarkan ke berbagai pasar tradisional dan rumah makan di Kota Samarinda.
Keunikan Kampung Ketupat Samarinda sebagai sentra pembuatan ketupat menjadikannya salah satu destinasi wisata khas di kota ini. Dengan tradisi dan kearifan lokal yang terus dipertahankan, kampung ini menjadi bagian penting dalam menyambut hari besar keagamaan, khususnya Idul Fitri.