Tenggarong. Direktur Teknik Perumda Air Minum Tirta Mahakam Kutai Kartanegara, Abdul Latif, mengapresiasi aksi damai yang dilakukan oleh mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Kartanegara (Unikarta) bersama Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Kukar. Menurutnya, aksi tersebut mencerminkan peran mahasiswa dalam memberikan kontribusi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh Perumda Air Minum Tirta Mahakam serta masyarakat.
Dalam pernyataannya, Abdul Latif mengakui bahwa layanan Perumda Air Minum Tirta Mahakam sempat mengalami gangguan di seluruh wilayah Tenggarong. Gangguan ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk permasalahan kualitas, kontinuitas, serta kuantitas pendistribusian air kepada pelanggan.
Salah satu penyebab utama gangguan ini adalah kebocoran pipa yang sulit terdeteksi karena tidak muncul ke permukaan. Kebocoran tersebut tergolong dalam kategori background leakage, yaitu kebocoran di bawah tanah yang mengalir ke drainase atau gorong-gorong dan langsung menuju sungai. Hal ini menyulitkan pendeteksian dini sehingga berdampak pada distribusi air bersih.
Selain itu, Abdul Latif juga mengungkapkan bahwa kualitas air baku Perumda Air Minum Tirta Mahakam mengalami penurunan. Sistem pengolahan yang tersedia saat ini, mulai dari unit koagulasi, flokulasi, sedimentasi, hingga filterisasi, masih belum mampu secara optimal mereduksi kualitas air baku Sungai Mahakam menjadi air bersih yang layak konsumsi.
Salah satu parameter yang menjadi perhatian utama Perumda Air Minum Tirta Mahakam Kukar adalah tingginya tingkat warna air baku yang mencapai sekitar 60 VTCO. Hal ini menjadi fokus utama perusahaan dalam meningkatkan kualitas air bersih yang didistribusikan kepada pelanggan.
Lebih lanjut, Abdul Latif menyampaikan bahwa sejak 20 Februari 2025, Perumda Air Minum Tirta Mahakam telah berhasil menemukan titik kebocoran yang berada di simpang Pulau Kumala, tepatnya di depan Dermaga Kumala. Kebocoran ini terjadi pada jaringan distribusi yang mengalir dari sistem gravitasi Instalasi Pengolahan Air (IPA) 1 Sukarema dan IPA 2 Bukit Biru.
“Kami menyadari adanya gangguan dalam layanan distribusi air yang disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kebocoran yang sulit terdeteksi serta menurunnya kualitas air baku. Kami telah menemukan titik kebocoran utama di simpang Pulau Kumala dan saat ini sedang dalam tahap penyelesaian. Meski sistem distribusi telah kembali normal, masih ada beberapa wilayah yang membutuhkan tekanan lebih besar dan masih dalam proses penyesuaian untuk memastikan aliran air optimal. Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan demi kepentingan masyarakat,” jelasnya.
Dengan adanya langkah-langkah perbaikan ini, diharapkan layanan Perumda Air Minum Tirta Mahakam dapat terus meningkat dan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Kutai Kartanegara.