Masdari Kidang Soroti Buaya di Sungai Bengalon

Anggota DPRD Kutim Masdari Kidang (FOTO: Dimas/PKTV)

Sangatta. Tewasnya DMS, bocah asal kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur (Kutim), yang merupakan korban dari keganasan buaya menambah daftar korban hewan predator pada 2 bulan terakhir. Hal ini menjadi perhatian Masdari Kidang, Anggota DPRD Kutim yang daerah pemilihannya di wilayah Kutim II yang meliputi Sangatta Selatan, Teluk Pandan, Rantau Pulung dan  Bengalon.

Kejadian tersebut menjadi perhatian tersendiri untuknya, Kidang tidak ingin kejadian serupa terulang kembali di masa yang akan datang dan binatang buas yang menjadi pemangsa di Sungai Muara Bengalon dianggap masalah sepele, karena hingga saat ini sudah banyak yang menjadi korban dari keganasan buaya.

Kidang mengakui selama ini belum ada pergerakan yang sangat serius baik dari Pemerintah dan DPRD  Kutim untuk mencari solusi dan langkah yang tepat serta konkret atas kejadian yang telah terjadi berulang-ulang kali di Kecamatan Bengalon yang sudah menelan korban 2 orang bocah baru-baru ini.

“Pemerintah harus tanggap, jangan sampai ada korban lagi. Kalau saya perhatikan, buaya ini sudah luar biasa, gak bisa dibiarkan lagi,” tegasnya.

Sebagai tokoh masyarakat di Kecamatan Bengalon, pada setiap pertemuan, Kidang selalu menyempatkan untuk melakukan sosialisasi dan menghimbau ke masyarakat untuk selalu berhati-hati dengan buaya yang kini mulai sering menampakkan wujudnya dan kerap menyerang manusia. Khususnya warga yang tinggal di pinggir sungai.

“Sempat kemarin juga ada dari masyarakat bertanya, bisa kah pemerintah baik itu Bupati ataupun anggota dewan, agar buaya itu dicarikan aja pembelinya kulit buaya? Kalau bisa dikurangilah jumlahnya buaya itu,” terangnya sembari memperagakan obrolannya dengan masyarakat.

Menurut Kidang, sebagai masyarakat yang sudah berpuluhan tahun hidup di Kecamatan Bengalon, baru akhir-akhir ini saja sering terjadi kejadian buaya menyerang manusia. Dirinya berpendapat, kanal-kanal yang dibuat dari lahan perkebunan sawit dan mengalir ke sungai Bengalon menjadi penyebab munculnya sejumlah buaya pemangsa di Sungai Bengalon. Kidang  berpendapat, itu adalah buaya rawa liar yang masuk ke sungai setempat.

“Jadi begini, ribuan bahkan jutaan tahun yang lalu itu ada rawa-rawa di pedalaman yang tak pernah dijajaki oleh manusia. Nah, di situ lah buaya buaya ganas itu berteduh, di situ juga ada segala babi, kera dan hewan-hewan yang jadi makanannya,”pungkasnya.

Laporan: Shena | Dimas