Bontang. Dikonfirmasi terkait kucuran dana Perusda AUJ untuk realisasi dua bengkel Perusda AUJ, Direktur PT Bontang Transport Andi Amri, saat dihubungi via seluler membenarkan jika pihaknya mendapat alokasi Rp1 Miliar, dari total penyertaan modal Rp16 Miliar pada tahun anggaran 2014.
Akan tetapi dalam realisasinya, Bontang Transport hanya menerima bersih sebesar Rp700 juta, karena ada pemotongan dari Perusda AUJ. Alokasi tersebut kata dia, selain sewa bengkel, juga untuk gaji karyawan dan operasional kantor.
“Alokasinya memang Rp1 Miliar, tapi yang kami (Bontang Transport) terima hanya 700 juta saja. Karena ada pemotongan dari Perusda,’ ujarnya.
Nominal tersebut menurut Andi Amri, juga dibagi dalam tiga termin pencairan. Dan bukan dana utuh langsung. Anggaran tersebutlah yang kemudian digunakan Bontang Transport, untuk merealisasikan bengkel sebagai salah satu unit usaha baru Perusda AUJ.
Baca Juga: Dugaan Penyelewengan Dana Perusda AUJ, Realisasi Tak Sesuai Rencana Bisnis
Sementara terkait gagalnya realisasi bengkel di Samarinda, diakui Andi Amri, bukan menjadi bagian dari tanggungjawab Bontang Transport. Sebab, Perusda AUJ melalui Direktur Dandi Priyo Anggono, kala itu hanya memerintahkan mengelola bengkel di Kota Bontang. Sedangkan untuk Samarinda dikerjasamakan dengan PT Bontang Investindo, yang juga diketahui selaku pengelola Videotron (LED).
“Bontang Transport hanya ditugaskan untuk kelola bengkel yang di Bontang, untuk yang di Samarinda kami tidak dilibatkan. Karena itu jadi tanggungjawab Bontang Investindo,” tambahnya.
Dalam perencanaan bisnis, PT Bontang Transport seharusnya menerima dana sebesar Rp3 miliar, yang akan digunakan untuk bengkel perawatan mobil dan variasi, pencucian mobil modern, hingga cafe. Namun seluruhnya tidak terealisasi, karena hanya mendapat anggaran sebesar Rp700 juta, yang kemudian diperuntukkan bagi pengadaan bengkel.(*)
Laporan: Sary & Aris