Bak Dipenuhi Pasir dan Lumut, PDAM Kerahkan 20 Petugas Kuras WTP Berbas

Shutdown WTP Bontang Selatan Selesai, Distribusi Air  4 Kelurahan Normal Kembali

Bontang. Setelah dilakukan perawatan total (shutdown) selama 1 hari, pada Sabtu (6/6/2015) lalu. Operasional Water Treatmen Plant (WTP) Bontang Selatan I di Berbas Tengah dengan kapasitas 40 liter/detik, kembali beroperasi normal. Guna pemenuhan kebutuhan pelanggan di wilayah Tanjung Laut, Tanjung Laut Indah, Berbas Tengah dan Berbas Pantai.

WTP ini dinyatakan Direktur PDAM Tirta Taman, Adief Mulyadi, akan kembali beroperasi selama 24 jam, mengingat ketersediaan air baku yang dipasok dari sumur Berbas Tengah 01 di Jalan Zamrut, dan sumur Berbas Tengah 02 yang terletak di Jl. AP. Mangkunegoro, Berbas Tengah telah dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan penyaluran air bersih bagi masyarakat.

“ dua sumur yang ada di Bontang Selatan telah dapat dimanfaatkan, makanya perawatan WTP sengaja kami lakukan agar air bersih dapat maksimal mengalir ke masyarakat,” ujarnya.

Dijelaskan Adief, rangkaian perawatan total yang dilakukan meliputi pembersihan aerator, tangki reaksi, tangki pengendapan, tangki filter penyaring, serta bak penampung (reservoir).

thumbnail 2Dengan melibatkan sekitar 20 orang petugas, kegiatan perawatan dilakukan selama 12 jam, mulai pukul 07.00 Wita sampai pukul 19.00 Wita. Masalah pokok yang dihadapi oleh WTP Bontang Selatan menurutnya adalah pasir halus dan lumut. Tidak kurang 4 – 5 meter kubik pasir bertumpuk di bak penampungan air baku (aerator).

Bila hal ini dibiarkan terlalu lama, maka pasir akan menghalangi semburan udara dari dasar bak penampungan. Karena diperlukan untuk mempercepat reaksi air sumur dengan udara, supaya pemisahan kandungan besi dan air murni dapat berlangsung dengan cepat dan tuntas.

“masalah utama di WTP Bontang Selatan ini adalah pasir dan lumut, 4 – 5 meter kubik pasir bertumpuk di bak penampungan air baku. Makanya kami nggak bisa membiarkan hal ini terlalu lama, karena akan menghambat reaksi air sumut untuk pemisahan kandungan besi dan air murni,” ungkapnya.

Kandungan pasir terutama bersumber dari sumur dalam Berbas Tengah 02, sedangkan dari sumur Berbas Tengah 01, air baku yang masuk turut menyertakan lumut. Hal itulah yangmenjadikan kandungan air yang disalurkan tidak maksimal, jika tidak diantisipasi dengan pembersihan secara rutin.

“Jika timbunan pasir halus ini dibiarkan menumpuk di aerator, dan lumut yang menempeli seluruh fasilitas pengolahan, maka proses penguraian kadar besi tidak akan berlangsung sempurna, sehingga air akan mulai keruh. Makanya pembersihan ini harus kami laksanakan, ”pungkasnya.

 

 

Laporan : Revo Adi M