Bontang. Salah satu pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bontang, tertipu seseorang oknum yang mengaku dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia, yang melayangkan surat undangan keikutsertaan dalam sosialisasi perpajakan berbasis elektronik bendahara pemerintah daerah.
Dijelaskan Kapolres Bontang AKBP Dedi Agustono, melalui Kasatreskrim Iptu Rihard Nixon, kejadian bermula saat oknum tersebut diduga memanipulasi surat undangan resmi bagi sejumlah instansi kedinasan daerah, khususnya Bontang.
Surat tersebut berisi agenda sosialisasi yang berlangsung tanggal 17 hingga 18 Juli 2017, di Le Meredium Hotel Jakarta Pusat. Dan diterima Disdik Bontang pada 11 Juli 2017.
Bahkan gaya bahasa yang digunakan cukup rapi dan meyakinkan, serta bagian kop surat pun terpasang logo Kementerian Keuangan. Dan diakhir surat tertera tanda tangan ketua panitia dari Direktorat Penyuluhan, Pelayanan, dan Humas Direktorat Jenderal Pajak. Lengkap dengan stempel.
Begitupun seluruh anggaran biaya penyelenggaraan kegiatan ditanggung penuh Kementerian Keuangan, termasuk transportasi dan akomodasi hotel.
“Alur dan prosedur isi surat akhirnya diikuti pihak disdik, bahkan Kepala Dinas memberi disposisi tanpa kecurigaan apapun. Dan dua orang pegawainya ditunjuk memenuhi undangan tersebut,” ujar Kasatreskrim.
Akan tetapi kecurigaan dimulai saat verifikasi pendaftaran dilakukan, dimana peserta diarahkan untuk menghubungi nomor yang tertera dalam surat. Setelah itu kata Iptu Rihard, sosok orang yang mengaku dari Kementerian tersebut meminta sejumlah uang pendaftaran, untuk tiap orang yang mewakili Dinas Pendidikan Kota Bontang. Dan meminta korban untuk segera ke ATM mentransfer senilai Rp9 juta.
“Tapi sampai saat ini tak ada kabar apapun, dan uang yang diberikan juga tidak jelas kemana. Karena merasa tertipu, pegawai yang jadi korban ini melaporkan ke sini (Mapolres Bontang),” tambah Iptu Rihard.
Kasus ini pun tengah diproses Satreskrim Polres Bontang, dengan melakukan penyelidikan atas dugaan penipuan. Terlebih, menurut pengakuan korban, dirinya seperti terhipnotis dan mengikuti semua panduan yang diarahkan penelpon tersebut.
“Kami mengimbau kepada tiap Dinas yang ada di Bontang untuk tidak mudah percaya jika mendapatkan undangan dengan meminta sejumlah uang diawal,” lanjut Iptu Rihard.
Sementara saat dikonfirmasi mengenai kasus ini, Kepala Disdik Bontang Akhmad Suharto, membenarkan kejadian tersebut. Namun ia tak bisa berbicara banyak, lantaran yang bersangkutan tengah berada di luar kota.(*)
Laporan: Yulianti Basri