Bontang. Pelaksanaan Sensus Ekonomi Lanjutan tahun 2016, diketahui tak memenuhi target pelaksanaan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Bontang. Pasalnya tenggat waktu mulai 1 Agustus hingga 30 September 2017, ternyata tidak mencukupi pelaksanaan sensus, sehingga mengharuskan ada penambahan waktu.
Atas kendala tersebut, diakui Kepala BPS Bontang Basiran Suwandi, pihaknya telah mendapatkan tambahan waktu selama 20 hari dari BPS pusat, agar sampel sebanyak 2.368 responden dari Usaha Mikro Kecil (UMK) dan Usaha Menengah Besar (UMB) di Bontang terselesaikan.
Menurut Basiran, hingga 30 September 2017, petugas hanya mampu menyelesaikan 93 persen dari total sempel responden, karena adanya sejumlah kendala dalam pencacahan, seperti banyaknya perusahaan yang berkantor di luar daerah seperti halnya Jakarta, dan membutuhkan waktu komunikasi.
Selain itu, banyak pula usaha yang tutup atau pindah keluar daerah, bahkan mencapai 5 persen atau sekitar 100 usaha dari daftar responden.
“Maka kami terpaksa lakukan pergantian sampel. Hal ini tidak hanya dialami oleh Bontang saja, tapi hampir seluruh BPS se-Indonesia,” kata Basiran.
Adanya penambahan waktu 20 hari, Basiran optimis pihaknya mampu selesaikan sensus ekonomi lanjutan, guna mendukung proritas pembangunan nasional khususnya dalam pengembangan dunia usaha. Perbaikan iklim investasi dan penciptaan lapangan kerja, serta perluasan akses usaha mikro kecil dan koperasi.
“kami harap dukungan dan kerjasama masyarakat yang menjadi responden sensus ini, agar seluruh target bisa kami selesaikan dengan baik,” tambah Basiran. (*)
Laporan: Mansur