Bontang. Dukung pelestarian budaya sekaligus meningkatkan edukasi dan literasi dalam menggugah kesadaran masyarakat untuk senantiasa peduli terhadap lingkungan, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) bekerjasama dengan Yayasan Puri Kauhan Ubud menggelar pentas tari Nyapuh Tirah Campuhan, dalam rangkaian program pemuliaan air bertajuk Sastra Saraswati Sewana di sepanjang sungai Oos Ubud Bali, Sabtu (27/8/2022).
Pentas yang disutradarai Ida Ayu Wayan Arya Satyani dengan dramaturgi Garin Nugroho ini, mengambil inspirasi dari cerita rakyat yang hidup di masyarakat Ubud. Bercerita tentang Tirah, seorang gadis kecil yang hilang di sungai. Nyapuh Tirah Campuhan memberi pesan kepada masyarakat, agar tidak merusak dan mengotori sungai, tidak membuang kotoran, sampah maupun limbah ke sungai karena diyakini akan mendatangkan bencana.
“Dukungan Pupuk Kaltim pada kegiatan ini sebagai bentuk apresiasi perusahaan terhadap seni dan budaya Indonesia, sekaligus upaya mengajak seluruh komponen masyarakat untuk senantiasa peduli terhadap lingkungan agar tetap lestari, yang dikemas melalui kesenian dan pentas tari secara apik,” ujar Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi.
Kegiatan ini salah satu langkah aktif Pupuk Kaltim mendukung kemajuan seni dan budaya, sebagai salah satu kekayaan serta ciri khas bangsa Indonesia. Menurut dia, Pupuk Kaltim sebagai perusahaan yang mengakar di masyarakat, berkomitmen memberikan ruang bagi pelaku seni dan budaya untuk terus memajukan khasanah nusantara sebagai warisan bagi generasi mendatang.
“Seni dan budaya Indonesia wajib untuk dipertahankan, sehingga kedepan dapat terus eksis sebagai identitas bangsa yang lahir dari keberagaman dalam kesatuan bhineka tunggal ika,” lanjut Rahmad.
Selain itu, Pupuk Kaltim juga menaruh perhatian khusus terhadap pelestarian alam dan lingkungan, sebagai salah satu komitmen perusahaan mengimplementasikan prinsip industri hijau berbasis Environment, Social and Governance (ESG) secara berkesinambungan. Melalui kegiatan ini, diharap makin banyak generasi muda yang terlibat dalam aksi penyelamatan lingkungan, khususnya konservasi air secara terintegrasi dari hulu ke hilir.
“Hal ini pun sejalan dengan upaya pemerintah dalam menyambut G20 tahun 2022, sebagai momentum Indonesia untuk mengajak negara-negara dunia meningkatkan aksi ekologi dalam mengatasi climate change melalui berbagai upaya,” tambah Rahmad.
Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud Ari Dwipayana, mengungkapkan melalui pentas seni ini pihaknya ingin menampilkan karya terbaik, dengan inspirasi yang diambil dari nilai-nilai luhur masyarakat dan budaya Bali. Pentas seni ini juga diharap dapat membangun gerakan kesadaran untuk menjaga, melaksanakan konservasi dan memuliakan air sebagai pintu masuk untuk melihat dan mewaspadai ancaman climate change.
“Yayasan Puri Kauhan Ubud mengambil inisiatif melakukan edukasi, literasi dan advokasi melalui gerakan kesadaran untuk menjaga dan memulikan air dengan tajuk Toya Uriping Bhuwana, Usadhaning Sangaskara. Konservasi air harus terintegrasi dari hulu sampai hilir, sebagaimana muncul dalam konsep Segara-Wukir atau Segara-Gunung,” jelas Ari.
Pria yang juga Koordinator Staf Khusus Presiden RI ini mengatakan, Nyapuh Tirah Campuhan merupakan rangkaian kegiatan pemuliaan air di sepanjang sungai Oos, termasuk di Campuhan sebagai titik temu dua sungai Oos. Selama rangkaian kegiatan, pihaknya telah melakukan penanaman pohon di desa-desa sepanjang DAS Oos, inventarisasi dan seminar pelestarian dan pengembangan cagar budaya, mareresik petirtan dan sumber-sumber mata air.
“Termasuk pelatihan desa wisata dan pengelolaan sampah, upacara bendera di Campuhan dan parade seni, pameran seni rupa, lomba lukis anak-anak dan artalk, serta pelatihan pemanfaatan tanaman obat,” tambah Ari. (*)