Tenggarong. Suasana semarak mewarnai halaman Kantor Desa Kota Bangun III saat digelarnya Festival Cenil 2025, yang diselenggarakan dalam rangka memperingati hari jadi Desa Kota Bangun III ke-42 sekaligus melestarikan kearifan lokal yang telah diwariskan secara turun-temurun. Festival ini menjadi momen penting untuk mempererat hubungan antarwarga, mengangkat potensi budaya, serta meningkatkan ekonomi masyarakat desa.
Kegiatan tahunan ini telah menjadi tradisi sejak tahun 2018 dan melibatkan seluruh elemen masyarakat desa, mulai dari 21 RT, lembaga pendidikan, tenaga kesehatan, penggiat seni, hingga pelaku literasi. Masyarakat dengan antusias turut serta dalam menyukseskan festival yang mengangkat jajanan tradisional cenil sebagai ikon utama acara.
Kepala Desa Kota Bangun III, Lilik Hendrawanto, menegaskan bahwa semangat dan kebersamaan warga menjadi kunci utama keberhasilan Festival Cenil dari tahun ke tahun. Dimana semangat masyarakat adalah kekuatan utama terselenggaranya Festival Cenil ini.
“Ini bukan sekadar acara, tetapi bentuk kekompakan dan kepedulian warga dalam menjaga budaya lokal yang pernah ada dan kita lestarikan kembali,” ujarnya.
Festival ini juga mendapat apresiasi dari Camat Kota Bangun Darat, Julkifli, yang menilai kegiatan tersebut sebagai wujud pelestarian budaya dan potensi lokal di wilayahnya. Festival Cenil adalah langkah nyata dalam menjaga kearifan lokal.
“Saya berharap kegiatan ini bisa dikenal lebih luas dan memberi dampak positif bagi perekonomian masyarakat, khususnya di Desa Kota Bangun III,” katanya.
Lebih dari sekadar hiburan, Festival Cenil menjadi ruang bertemunya generasi muda dan tua untuk berbagi cerita, tradisi, serta kenangan tentang masa lalu. Hidangan cenil yang kenyal dan manis tak hanya menggugah selera, tapi juga menjadi simbol keterikatan emosional yang kuat antarwarga desa. Festival ini sekaligus menjadi ruang ekspresi bagi pelaku seni dan UMKM dalam memperkenalkan budaya serta produk unggulan desa kepada masyarakat luas.