Bontang. Mata pelajaran sains sering menjadi pelajaran yang menakutkan bagi siswa-siswa di sekolah. Sains sering dianggap sebagai pelajaran sulit dengan sederet rumus yang harus dihafal. Pengajaran sains secara kreatif yang membangkitkan minat siswa serta memudahkan pemahaman siswa terhadap sains pun sangat diperlukan.
Upaya ini coba dilakukan oleh salah satu guru SMK Negeri 1 Bontang, Wahyu Juli Hastuti, guru kimia produktif SMK Negeri 1 Bontang ini berhasil menorehkan prestasi ditingkat nasional dengan menerima penghargaan pengajaran sains (science education award) di Hotel Mulya Senayan Jakarta pada Selasa, (5/3/2019) yang berjudul upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik pada konsep adsorpsi melalui gabungan sekuensial aplikasi adsorpsi dan alat pendeteksi amoniak.
Perempuan kelahiran 14 Juli 1976 ini menjadi 1 dari 9 guru yang mendapatkan penghargaan yang sama atas inovasinya dalam pembelajaran sains. Ajang ini diikuti lebih dari 100 guru sains yang tersebar di seluruh Indonesia.
Wahyu Juli Hastuti, mengatakan bahwa inovasi aplikasi adsorpsi yang dapat diinstal di gawai (mikroskopik) ini dapat dipelajari peserta didik dimana saja. Pembelajaran dilanjutkan secara sekuensial dengan cara menyuguhkan suatu masalah untuk dipecahkan dengan menggunakan konsep adsorpsi. Solusi yang diberikan diuji kualitasnya dengan mejia sejuta (makroskopik) keterhubungan unsur mikroskopik dan makroskopik menjembatani abstraknya adsorpsi.
Menurut ibu dari 3 anak ini, bahwa inovasinya ini telah ia kembangkan sejak tahun 2017 lalu, namun penyempurnaan alat tersebut baru bisa terwujud pada tahun 2018.
“Selain agar pembelajaran lebih efektif, inovasi alat pendeteksi amoniak ini juga diciptakan untuk membantu pembentukan karakter para siswa utamanya mengasah sifat kerja keras dan kejujuran,” jelasnya.
Warga Gunung Elai ini berharap lewat penghargaan yang telah ia terima, bisa memotivasi guru-guru yang lain untuk terus berkreatifitas.
“Semoga penghargaan ini bisa menjadi pemicu bagi Saya untuk terus maju kedepannya, dan juga bisa menjadi motivasi bagi guru lain untuk tidak takut berkreasi dan keluar dari zona nyaman,” terangnya.
Selain menerima piagam penghargaan, guru berprestasi yang mendapatkan penghargaan tersebut juga masing-masing mendapatkan hadiah uang tunai senilai Rp 25 juta. (*)
Laporan: Yulianti Basri