Ingin Tahu Bontang Sejak Dulu Kala? Ini Ceritanya

Bontang. Sejak menjadi kota otonom pasca pemekaran dari Kabupaten Kutai, Kota Bontang terus mengalami  perkembangan yang cukup pesat dalam perjalanannya. Mulai dari tata kota hingga kesejahteraan masyarakat, termasuk pelayanan pemerintah terus menampakkan grafik peningkatan dalam 16 tahun terakhir.

Jika dilihat dari sejarahnya, Bontang yang sebelumnya hanya merupakan perkampungan di daerah aliran sungai, dengan tata pemerintahan yang sangat sederhana. Hanya dipimpin oleh seorang yang tetua, bergelar petinggi di bawah kekuasaan sultan Kutai Kartanegara.

Seiring berjalanya waktu, tahun 1952 Bontang ditetapkan menjadi sebuah kampung yang dipimpin tetua adat dengan 2 kepemimpinan. Yaitu pemerintahan yang ditangani kepala kampung, sedangkan urusan adat-istiadat diatur oleh tetua adat.

Pemerintahan ini terus berkembang saat bontang menjadi Onder Distrik Van Bontang, yang di pimpin oleh Kyai hingga tahun 1960. Berdasarkan UU nomor 27 tahun 1959, Bontang akhirnya masuk dalam wilayah Kabupaten Kutai dengan status sebagai Kecamatan.

Perkembangan pesat Bontang terlihat saat masuknya PT Badak NGL dan PT Pupuk Kaltim, pada tahun 1974 sampai 1977. Dua perusahaan ini langsung membawa dampak yang sangat signifikan, dalam menopang pembangunan.

Melihat hal tersebut, akhirnya pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mempertimbangkan peningkatan status Bontang dari kecamatan menjadi kota administratif melalui Peraturan Pemerintah nomor 20 tahun 1989, dan diresmikan pada tahun 1990 dengan membawahi 2 kecamatan. Diantaranya Kecamatan Bontang Utara dan Kecamatan Bontang Selatan.

Dengan berdirinya Kota Administratif (Kotif), maka ditunjuklah Fachmurniddin melaksanakan tugas pemerintahan dan persiapan pemilihan Walikota Bontang definitif.

Hingga tanggal 12 Oktober 1999, berdasarkan UU nomor 47 tahun 1999, Bontang yang awalnya berstatus kotif berubah menjadi kota otonom, dan pemerintahan mulai ditata kembali menjadikan kota yang lebih berkembang dan layak huni.

Pada tahun ini, pemilihan para wakil rakyat mulai dibentuk dengan terpilihnya 25 anggota Dprd pada pemilihan umum 1999, yang kala itu diketuai Rusdin Abdau. Dan tahun 2000 melalui sidang Dprd Kota Bontang, ditunjukkan Andi Sofyan Hasdam sebagai Walikota Bontang pertama, didampingi Adam Malik sebagai Wakil Walikota.

Mengambil semboyan bahasa Kutai Bessai Berinta yang diartikan mendayung bersama, Kota Bontang mulai berbenah dalam berbagai bidang. Pelayanan air bersih dan listrik kepada masyarakat, serta sarana dan prasarana umum menjadi fokus utama pembangunan Bontang.

Hal itu terus ditingkatkan Sofyan Hasdam dalam berbagai sektor, yang terpilih untuk kedua kalinya sebagai Walikota pada pemilu tahun 2006, bersama Sjahid Daroini sebagai Wakilnya.

Hingga saat ini, pemerintahan era Adi Darma – Isro Umarghani melanjutkan estafet pembangunan Kota Bontang sejak 2011 lalu. Peningkatan SDM difokuskan, baik dalam tataran pemerintahan hingga masyarakat secara luas dengan melalui berbagai pembinaan.

Perkembangan pembangunan pun tidak berhenti, dengan beragam usulan pembangunan yang hingga kini masih terus berjalan bagi kepentingan masyarakat.

Potensi investor tetap diupayakan dapat bertandang ke Bontang, guna pengembangan daerah yang lebih maju. Disamping banyaknya prestasi berskala nasional yang terus diraih kota kecil ini.

Kini, tinggal bagaimana kita. Sudah 16 tahun berbenah, peranan masyarakat untuk terus berpartisipasi dalam pembangunan, diharapkan dapat menjadikan Bontang sebagai kota yang lebih nyaman dan menjadi idaman masyarakatnya.

 

Laporan : Tim Liputan pktvbontang.com

Editor : Revo Adi M