Bontang. Tak maksimalnya kinerja pemadam kebakaran (Damkar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Bpbd) Kota Bontang, salah satunya disebabkan minimnya armada yang masih laik pakai.
Dari delapan unit armada yang dimiliki Bpbd, saat ini hanya 2 armada yang benar-benar berfungsi dalam penanganan bencana kebarakan. Sedangkan enam armada lainnya dinyatakan Kepala Bpbd Bontang, Ahmad Yani, sudah tidak layak untuk dioperasikan.
“Kondisi inilah yang membuat Bpbd tak maksimal dalam mengatasi sejumlah permasalahan kebakaran di Kota Bontang, disamping biaya operasional yang belum memadai bagi Skpd kami,” ungkap Ahmad Yani, dalam hearing bersama Komisi 3 Dprd Kota Bontang, Senin (26/10/2015) lalu.
Keterbatasan operasional ini tambah Ahmad Yani juga berimbas pada kelengkapan 71 personil pemadam kebakaran, yang saat ini terpaksa tidak menggunakan perangkat “safety” untuk perlindungan diri.
Baik dari sisi seragam dan baju anti panas yang seadanya, sepatu, hingga helm yang dinilainya juga jauh dari kelayakan. Bahkan untuk masker, para petugas pemadam kebakaran harus ‘patungan’ membelinya.
“Itulah kondisi kami saat ini di Bpbd, makanya kenapa kami kurang maksimal dalam penanganan bencana. Sebab terkendala operasional ini,” tandasnya.
Menanggapi ini, Ketua Komisi 3 Dprd Bontang Rustam, mengatakan jika hal ini akan menjadi evaluasi bersama pihaknya dan merekomendasikan prioritas anggaran bagi BPBD Bontang pada tahun 2016 mendatang. Pemerintah harapnya dapat lebih prioritaskan kebutuhan keselamatan petugas PMK, untuk kemudian pemenuhan kelengkapan unit pemadam kebakaran.
“Kami harap ini bisa diperbaiki, dan anggaran bagi operasional PMK ini bisa diprioritaskan pada Apbd 2016 nanti. Agar kinerja BPBD ini bisa optimal dalam mencegah terjadinya bencana di Kota Bontang,” terangnya.
Laporan : Sary & Ariston
Editor : Revo Adi M