Keterbatasan Fisik, Tak Patahkan Semangat Ahmad Nawawi Gapai Impian

Bontang. Bagi sebagian orang, memiliki keterbatasan fisik mungkin dianggap sebagai penghalang dalam berprestasi. Namun bagi Ahmad Nawawi, hal itu tidak pernah ada dalam kamus hidupnya.

Walau dengan keterbatasan kondisi kaki yang menopang tubuhnya, karena di vonis folio sejak kecil. Garis kehidupan yang harus di jalani, tak lantas membuat ia patah arang. Mahasiswa salah satu Universitas di kota Taman ini, tetap bermimpi menjadi orang sukses.

Pemuda kelahiran Barabai Kalimantan Selatan 10 Februari 1994 itu, terus memiliki kegigihan dan semangat tak terpatahkan menempuh jenjang pendidikan hingga di bangku kuliah.

Segudang prestasi pun berhasil ia torehkan. Tak hanya prestasi akademik, Ahmad (sapaan akrab) pun sering menjuarai sejumlah kompetisi dan perlombaan, seperti puisi dan pidato bahasa inggris.

“Semangat dan pantang menyerah, itu kuncinya,” papar Ahmad ketika ditemui tim liputan pktvbontang.com

Bahkan mahasiswa semester 6 jurusan tekhnik informatika ini, pernah mendapat penghargaan dari Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono sebagai penerima Beasiswa Bidikmisi Berprestasi.

Bidikmisi merupakan bantuan biaya pendidikan kepada mahasiswa yang tidak mampu secara ekonomi, namun memiliki potensi akademik yang mumpuni.

“Bidikmisi salah satu beasiswa yang pernah saya dapat, dan membantu perkuliahan saya,” ungkapnya.

Mahir berbahasa asing, jadi salah satu cara bagi Ahmad Nawawi untuk bisa berperan dilingkungan sosial masyarakat. Dengan ikhlas ia kerap menjadi pembimbing bahasa Inggris sejumlah siswa sekolah dasar hingga menengah, yang tinggal disekitar kediamannya, Jalan Sultan Hasanuddin Kelurahan Berbas Pantai, Kecamatan Bontang Selatan.

“Keterbatasan nggak boleh menghambat kemajuan. Kalau bisa berbuat lebih, apa salahnya selama kita mampu,” lanjutnya.

Orangtua yang sangat mencintainya, itu alasan Ahmad Nawawi untuk terus bersemangat menjalani rutinitas harian yang dilakoni. Ia tidak pernah sekalipun menyesali keadaan dan keterbatasan yang dimiliki, atau menyalahkan siapapun terhadap kondisinya.

Sebab, yang tertanam dalam benak putra dari Bahtiar dan Asnah ini, hanya mencapai impian dan kesuksesan untuk membahagiakan kedua orangtuanya itu.

“Cinta dan doa orangtua yang membuat saya terus bersemangat, apapun kondisi saya. Tidak berpengaruh terhadap impian yang ingin saya capai,” ungkapnya lagi.

Diluar itu, tak banyak yang ia harapkan. Hanya saja, anak kedua dari 6 bersaudara ini berpesan kepada seluruh anak-anak Bontang untuk tetap semangat, terus belajar, dan tidak pernah menyerah.

“Selalu semangat dan berusaha menggapai impian. Sekali lagi, jangan pernah menyerah,” tandasnya.

Ia pun berharap, selepas kuliah bisa segera memperoleh pekerjaan, untuk membantu kehidupan orangtua nya yang sehari-hari hanya berjualan ikan keliling.

“saya hanya ingin membahagiakan orangtua saya. Mimpi saya cuma itu,” ujarnya kemudian.

Ayah Ahmad Nawawi, Bahtiar. Merasa bangga dengan semangat dan prestasi yang dicapai anaknya. Ia sendiri tak pernah menyangka dengan keterbatasan Ahmad Nawawi, bahkan bisa mengenyam bangku kuliah dengan usahanya sendiri.

“Sudah pasti saya bangga, baik prestasi maupun semangatnya,” jelas Bahtiar.

 

Laporan : Yulianti Basri & Nasrul

Editor : Maya Ch