Lelah Merantau, Nenek Farida Ingin Pulang Kampung

Farida ingin bisa kembali ke Palembang untuk bisa berkumpul lagi dengan anak-anaknya (FOTO: Humas Balai Lansia “Gau Mabaji”di Gowa)

Bontang. Hujan menyambut kedatangan kami di rumah sederhana di Jalan Pangeran Diponegoro, Kelurahan Berbas Pantai Bontang Timur, Kalimantan Timur pada Rabu (23/9/2020). Dari balik pintu terlihat wanita dengan paras tegas berusaha meraih tongkat dengan tangan kanannya untuk membantunya berdiri.

Dengan mata yang sudah mulai terlihat kurang jelas untuk melihat, dia bergegas dan menyambut kami dengan ramah “yang kutunggu sudah datang, mari masuk nak,”Ujarnya.

Senyum dan candanya seakan membuat suasana di tengah hujan menjadi hangat kembali.

Farida namanya, wanita berusia 70 tahun. Dahulu adalah perantau asal Gresik, Jawa Timur. Sedih ketika mendengar cerita bahwa sang nenek harus kehilangan separuh dari kaki kanannya. Rupanya  5 bulan yang lalu Farida menderita luka di kaki yang disebabkan karena penyakit gula dan harus menjalani 2 kali operasi amputasi kaki kanannya.

Kegemarannya merantau membuat Farida berpindah-pindah tempat tinggal, pekerjaan dan terpaksa harus meninggalkan anak-anaknya. Namun bukan tanpa alasan dia melakukan semua itu, tujuannya adalah membahagiakan anaknya dengan membangunkan rumah untuk semua anak-anaknya di Palembang. Farida pernah menjadi juru masak pribadi walikota Bontang yang kini telah pensiun.

“Saya sudah tua dan ingin kembali tinggal dengan Andri, bersyukur masih ada yang mau menampung saya disini dengan kondisi seperti sekarang ini,” ucapnya, sambil mengarahkan pandangannya ke arah wanita paruh baya di sebelah kirinya.

Wanita ini disebutnya sebagai anak dari sahabatnya yang bernama Sitti yang kini ia tumpangi. Sitti dan Farida bersahabat semenjak mereka masih kecil. Semasa kecilnya mereka tinggal di Palembang sampai mereka menikah dan bertemu kembali di Kota Bontang.

Farida mempunyai 3 anak dari hasil 3 kali pernikahannya. Suaminya kini telah meninggal, Andri adalah anak terakhir yang menginginkan ibunya pulang ke Palembang namun terkendala biaya.

Mendengar hal ini, Yayasan Pandu Qolby mengirimkan pengaduan ke Balai Lansia “Gau Mabaji” untuk membantu menangani masalah ini. Balai Lansia “Gau Mabaji kemudian segera berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kota Bontang dan mengirimkan tim untuk melakukan manajemen kasus.

Kepala Dinas Sosial Kota Bontang, Abdu Safa Muha mengatakan “Gau Mabaji sangat responsive dalam menerima aduan dan bertindak cepat dalam menangani masalah kelanjut usiaan,”.

Manajemen kasus ini nantinya akan dilanjutkan case conference (pembahasan kasus) bersama stakeholeder terkait untuk menentukan layanan rehabilitasi sosial yang terbaik bagi lanjut usia.

Sumber: Humas Balai Lansia “Gau Mabaji”di Gowa