Bontang. Langkah tenang dan bidak yang bergerak pasti menjadi kunci kemenangan Muhammad Gunawan Wibisono, mahasiswa asal Kota Bontang, Kalimantan Timur. Di tengah persaingan sengit turnamen Caissa Autumn Standard 2025 U1800 di Hong Kong, Gunawan tampil luar biasa dengan meraih poin sempurna 6 dari 6 pertandingan. Prestasi ini menjadi catatan langka di turnamen standar internasional.
Turnamen yang digelar oleh Caissa Ltd ini berlangsung selama enam babak dan diikuti 34 peserta dari berbagai negara, seperti Hong Kong, Kanada, Singapura, hingga pemain dari federasi netral (FID). Mayoritas peserta merupakan pecatur muda Hong Kong, namun Gunawan yang mewakili Indonesia (INA) berhasil mematahkan dominasi tuan rumah.
Gunawan saat ini menempuh studi di Hong Kong University of Science and Technology (HKUST), kampus peringkat 27 terbaik dunia untuk bidang Electro and Computer. Sejak kecil, ia dikenal aktif di dunia catur di Kota Bontang dan pernah membawa pulang berbagai prestasi.
Kebanggaan atas kemenangan Gunawan juga disampaikan sang ayah, Abah Ali Murdoko, yang merupakan Ketua Paguyuban Adem Anyem Kota Bontang.
“Perasaan saya bangga dan senang sekali, Mas. Ternyata Wibi (panggilan Gunawan di keluarga) bisa memperoleh medali juara 1 di kejuaraan turnamen internasional catur di Hong Kong,” ujar Abah Ali saat dihubungi.
Abah Ali kemudian menceritakan bahwa bakat Gunawan sudah terlihat sejak kecil. Dimana ia pernah mengharumkan nama Kota Bontang dengan menyabet dua emas di Popda Paser se-Kaltim.
Tak hanya itu, Gunawan juga menorehkan prestasi saat kuliah di tanah air. Ketika kuliah di UGM Fakultas Teknologi Informasi, Gunawan sering juara 1 di kejuaraan catur.
“Terakhir ikut kejuaraan beregu catur tingkat mahasiswa nasional di Bandung, mewakili UGM dan berhasil juara 2 beregu,” tambah Abah Ali.
Sebagai orang tua, Abah Ali berharap Wibi tetap menjaga fokus utama pada pendidikannya.
“Harapan saya, dia tetap fokus pada kuliahnya sampai selesai. Catur itu hanya sebagai penyeimbang dalam kehidupannya,” ujarnya.
Abah Ali juga mengungkapkan sisi lain putranya yang jarang diketahui orang.
“Dia sebenarnya multi talenta, bisa bermain musik klasik. Mudah-mudahan Wibi tetap sehat dan sukses dalam cita-citanya,” tutupnya.
Prestasi ini seharusnya bisa menjadi motivasi bagi pecatur muda di Bontang dan Kalimantan Timur bahwa dedikasi serta latihan konsisten dapat membawa nama daerah hingga ke panggung global. Dengan modal kemenangan ini, Gunawan berpeluang melanjutkan langkah ke turnamen tingkat yang lebih tinggi dan mengejar peringkat rating dunia.
Keberhasilan Gunawan di Caissa Autumn Standard 2025 bukan hanya mengharumkan nama Kota Bontang, tetapi juga menjadi bukti bahwa talenta catur Indonesia mampu bersaing di kancah internasional.



