PDAM Olah Air Limbah Jadi Air Minum

Bontang. PDAM Tirta Taman Bontang dilanda kendala non teknis, pasalnya terjadi kerusakan di beberapa sumur sebagai sumber air bersih yang kemudian diolah dan didistribusikan kepelanggannya.

Air limbah pabrik pun yang selama ini dibuang ternyata bisa dimanfaatkan hasilnya. Dalam sehari mampu menambah 150 kubik air untuk kemudian didistribusikan ke pelanggan.

Direktur PDAM tirta taman Suramin, mengatakan kerusakan di beberapa sumur terjadi secara bertahap mulai dari Februari, Agustus, Oktober hingga awal Desember 2018, kerusakan tersebut tentu menyebabkan distribusi air ke beberapa pelanggan terhambat. 

“Kita melakukan inovasi dengan mengolah air limbah produksi agar bisa dimanfaatkan kembali alhasil limbah air pabrik yang kotor diolah menjadi air bersih, jelasnya saat ditemui Kamis, 03/1/19. 

Menurutnya selama 15 tahun ini hasil pengolahan air biasanya dibuang dan tidak dimanfaatkan akhirnya, hasil audit menyebut masih ada kebocoran perbulannya di PDAM yakni dari air limbah tersebut.

“Saat sudah mulai dimanfaatkan tingkat kebocoran pun berkurang ini merupakan salah satu solusi atau sumber baru yang juga berujung pada pendapatan baru,” kata Suramin

Proses pengolahan air limbah pun yakni disaring melalui 10 tahapan hingga diproduksi di pabrik air di WTP Bhayangkara. Solusi untuk mendapatkan sumber air baru perlu dipikirkan bersama  mengingat air bawah tanah tak bisa terus menerus disedot di sisi lain kebutuhan air bersih semakin hari semakin bertambah dengan pertumbuhan jumlah penduduk. 

“Butuh waduk atau sumber air permukaan untuk jangka panjang karena sumur serta olahan limbah air bukan untuk jangka panjang melainkan solusi jangka pendek saja rencananya di kawasan  nyerakat kiri bontang lestari akan dibangun sumber air permukaan,” menambahkan.

Untuk diketahui saat ini pdam tirta taman telah memasang sebanyak 26.500 sambungan rumah dengan persentase 80 persen dari jumlah penduduk Bontang  pertahunnya sambungan baru yang dipasang mencapai 1500 hingga 1700 sambungan air PDAM.(*)

Laporan: Yulianti Basri