Pemerintah Akan Tertibkan Penyaluran Elpiji 3 Kilogram

Bontang. Walikota Bontang Neni Moerniaeni saat membuka operasi pasar gas elpiji 3 Kilogram pada Rabu (6/9) mengatakan, gas elpiji ini sejatinya hanya boleh digunakan oleh keluarga tidak mampu, mengingat sifatnya program bersubsidi untuk masyarakat miskin.

Meski disadari, kontrol terhadap pendistribusian gas melon ini belum optimal. Sehingga penggunaannya masih terbuka untuk semua kalangan, termasuk penyaluran yang diluar ketentuan. Dan memicu kelangkaan di kota Bontang.

Menurutnya, kuota 16 ribu tabung untuk Kota Bontang, merupakan dua kali lebih besar dibanding 8.000 rumah tangga miskin yang ada. Seharusnya kuota tersebut lebih dari cukup. Namun karena pendistribusian yang belum tepat sasaran, akhirnya terjadi kelangkaan. Terlebih dengan pemakaian yang tinggi saat lebaran Idul Adha 1438 H lalu.

“Saya mengimbau warga Bontang dan para agen, agar menaati ketentuan pembelian gas melon bagi rumah tangga miskin dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp18.000 per tabung. Sedangkan golongan lain bisa menggunakan tabung 5,5 dan 12 kilogram,” kata Walikota.

Baca Juga: Rebutan Elpiji, Warga Berdesakan Hingga Pingsan

Kedepannya, penyaluran gas elpiji 3 Kg kata Walikota Neni, akan dikaji ulang dan kemungkinan akan disalurkan melalui kelurahan. Meski demikian, kepastian penyaluran gas akan dikoordinasikan kembali, pasalnya kepala daerah dan kepala dinas terkait segera berkoordinasi bersama Kementerian ESDM terkait pendistribusian gas elpiji 3 Kg ini.

“Kita harus tertibkan penyalurannya agar tepat sasaran. Sehingga elpiji 3 Kg benar-benar diperuntukkan bagi warga miskin dan tidak mampu,” tambahnya. (*)

 

Laporan: Yuli | Nasrul