Bontang. Pemerintah Kota Bontang targetkan program kali bersih rampung di akhir tahun 2019. Hal itu diungkapkan wali Kota Bontang Neni Moerniaeni didampingi penjabat sekretaris daerah Agus Amir saat meninjau pengerjaan ekskavator amfibi di Jalan Kapten Pierre Tandean, Kelurahan Bontang Kuala, Kecamatan Bontang Utara Selasa, (19/3/2019).
Wali kota Bontang Neni Moerniani didampingi penjabat sekretaris daerah Agus Amir, mengatakan untuk mewujudkan Bontang menjadi green city, pemerintah Kota Bontang tengah melakukan berbagai macam upaya seperti melakukan normalisasi dan restorasi sungai dengan program kali bersih dan program tersebut saat ini sedang dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bontang.
Untuk itu, guna mengoptimalkan pelaksanaannya Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bontang, menambah 1 alat penunjang pengerjaan normalisasi dan restorasi sungai berupa ekskavator amfibi dengan nilai ecatalog RP 4,2 miliar bernama ultratrex tipe ax85lrp asal Jepang.
Ekskavator amfibi ini akan bekerja setiap hari mengeruk sedimen yang menumpuk di sepanjang aliran dan bibir sungai Bontang dengan melakukan pengerukan sepanjang 10 km dalam 2 bulan kedepan. Sedangkan untuk operator ekskavator amfibi ini sementara dioperasikan oleh operator tempat Pemkot memperoleh alat, sembari mengajarkan operator dari pihak dinas lingkungan hidup untuk mengoperasikan alat tersebut kedepannya.
“Adanya ekskavator amfibi ini dirasa jauh lebih efektif dan efisien, sebab DLH nantinya hanya tinggal membayar upah operator, menambah bahan bakar dan melakukan perawatan secara periodic,” sebut Neni.
Ditambahkan Neni, setelah pengerjaan di sekitar Kelurahan Bontang Kuala rampung. Target selanjutnya ialah normalisasi di Kelurahan Tanjung Laut, lalu Kampung Selambai di Kelurahan Lok Tuan dan optimis program kali bersih berupa normalisasi dan restorasi sungai di dalam kota guna mewujudkan Bontang menjadi green city, optimis bisa rampung diakhir tahun 2019. (*)
Laporan: Ariston Rajab