Bontang. Selama libur lebaran Idul Fitiri 1438 H, kawasan wisata Pulau Beras Basah ramai di kunjungi wisatawan. Namun begitu, sebagian pengunjung tersebut justru meninggalkan jejak dengan membuang sampah sembarangan.
Kondisi ini jelas membuat keberadaan pulau Beras basah seakan makin tidak terawatt, ditambah lagi fasilitas jembatan penyebrangan yang rusak. Juga membuat wisatawan harus berhati-hati melewatinya.
Disatu sisi, tampak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bontang, bersama Palang Merah Indonesia, Polairut, dan TNI AL membantu wisatawan untuk menyebrang. Bahkan ada wisatawan yang harus digendong.
Saat dimintai keterangan terkait pembenahan dan pengelolaan beras basah, Asisten Administrasi Umum Pemkot Bontang M Bahri, pun tak dapat berkomentar lebih jauh. Menurutnya, saat ini tidak ada program khusus pengelolaan untuk beras basah, menyusul adanya wacana akan ditutupnya pulau tersebut beberapa waktu lalu.
Meski begitu, ia pun merasa prihatin dengan kondisi beras basah saat ini. Terlebih banyaknya sampah yang berserakan disepanjang pantai dan kawasan pulau beras basah.
“Kami mengimbau agar pengunjung dapat menjaga keindahan pulau dengan membuang sampah pada tempatnya. Jangan kita mengotori kawasan wisata dengan meninggalkan sampah,” ujarnya.
Seperti diketahui, animo masyarakat akan beras basah meningkat drastis saat libur lebaran Idul Fitri 1438 H. Dimana dalam satu minggu terakhir, jumlah wisatawan yang diantar Asosiasi Penyedia Jasa Transportasi Laut (APJTL) mencapai lebih dari 10.000 pengunjung.
Bahkan dalam satu hari, APJTL melakukan 90 trip antar jemput dengan jumlah armada 60 kapal. Baik itu bagi wisatawan Bontang, maupun berbagai daerah lainnya di Kaltim. (*)
Laporan: Yulianti Basri