Bontang. Melihat kian langkanya buah-buahan endemik Borneo, akibat belum tertatanya pengelolaan dan budidaya serta spesifikasi lokasi secara baik, PT Kaltim Daya Mandiri (KDM) melalui program CSR bidang lingkungan menggelar seminar konservasi tanaman buah khas borneo, bagi 100 peserta yang tergabung dalam pemerhati lingkungan hidup Kota Bontang.
Menghadirkan narasumber dari Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, kegiatan berlangsung di Auditorium eks kantor Walikota Bontang, Jl Awang Long Bontang Utara. Selasa, 7 November 2017.
Diungkapkan perwakilan manajemen PT KDM Bela Indi Sulistyo, konservasi tanaman buah khas Borneo dinilai penting untuk dilakukan, karena hingga saat ini belum ada satupun budidaya varietas tanaman khas Kalimantan yang serius dilakoni.
Upaya tersebut pun dimulai PT KDM sejak 2016 lalu, dengan mengembangkan varietas buah lokal dengan dukungan Kementerian Pertanian, dan telah di budidayakan petani sesuai karakter dan habitatnya. Diantaranya durian lai, durian salisun, jeruk keprok tanpa biji, jeruk borneo, dopar dan wanyi. Bekerjasama dengan kelompok tani buah Borneo di Kelurahan Guntung.
“Kami berharap, dengan upaya ini buah-buahan asli Borneo dapat dilestarikan, melalui pembudidayaan dan penyebarluasan tanaman sebagai wujud kearifan lokal,” ucap Bela Indi.
Sementara, Walikota Bontang Neni Moerniaeni yang hadir dalam kegiatan tersebut memberikan apresiasi akan upaya PT KDM dalam melestarikan tanaman asli tanah Borneo melalui program CSR perusahaan. Neni pun berharap gagasan ini dapat terus melestarikan kekayaan alam khususnya tanaman buah khas Kalimantan, sebagai kearifan lokal yang tidak dimiliki daerah lain.
“Konservasi ini menjadi upaya kita bersama dalam melindungi tanaman buah- buahan khas Kalimantan, yang semakin hari mengalami kelangkaan akibat degradasi lingkungan,” kata Neni. (*)
Laporan: Rahma | Nasrul