Samarinda. Menjelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Kutai Timur pada 27 November 2024, survei terbaru yang dilakukan oleh Lingkar Strategi Indonesia (LSI Strategi) mengungkapkan sejumlah temuan penting terkait pandangan masyarakat terhadap hak pilih, kinerja pemerintahan saat ini, serta isu-isu yang menjadi perhatian utama warga. Survei ini berlangsung dari 25 hingga 31 Oktober 2024, melibatkan 600 responden dari berbagai latar belakang usia, pendidikan, dan profesi, dengan margin of error sebesar 4,1%.
Fawzi Rahman, Direktur LSI Strategi, mengungkapkan bahwa survei ini bertujuan untuk menggali dinamika politik masyarakat Kutai Timur menjelang Pilkada, serta mencatat tingkat kepuasan terhadap pemerintahan yang sedang berjalan. “Hasil survei menunjukkan adanya kesadaran pemilih yang tinggi dan tingkat kepuasan yang cukup besar terhadap kinerja petahana,” ungkap Fawzi dalam konferensi pers yang diadakan di Hotel Horison, Minggu (10/11) malam.
Tingkat Kesadaran Pemilih yang Tinggi dan Antusiasme Masyarakat
Salah satu temuan paling menonjol adalah tingginya tingkat kesadaran masyarakat terhadap pelaksanaan Pilkada. Sebanyak 91,75% responden mengonfirmasi bahwa mereka mengetahui Pilkada akan segera digelar, dan 97,25% di antaranya menyatakan telah terdaftar sebagai pemilih. Selain itu, survei juga mencatatkan tingkat antusiasme yang tinggi dari masyarakat untuk menggunakan hak pilih mereka, dengan 90,75% responden menilai hak pilih sebagai hal yang penting atau sangat penting, sementara 80% merasa akan rugi jika tidak ikut memilih.
“Ini menunjukkan bahwa masyarakat sangat peduli terhadap proses demokrasi dan berkomitmen untuk berpartisipasi dalam memilih pemimpin mereka,” tambah Fawzi.
Kepuasan Terhadap Kinerja Petahana
Hasil survei menunjukkan tingkat kepuasan yang signifikan terhadap kinerja pemerintah Kabupaten Kutai Timur di bawah kepemimpinan Bupati Ardiansyah Sulaiman dan Wakil Bupati Kasmidi Bulang. Sebanyak 84,5% responden merasa puas atau sangat puas dengan kinerja petahana, sementara 82,75% menilai bahwa program-program pemerintahan yang dijalankan selama ini berhasil atau sangat berhasil.
“Dukungan masyarakat terhadap kinerja petahana ini sangat tinggi, dan ini berpengaruh pada tingkat elektabilitas pasangan Ardiansyah Sulaiman-Mahyunadi untuk periode 2024-2029, di mana 61% responden mendukung agar Ardiansyah melanjutkan jabatannya,” kata Fawzi.
Elektabilitas Kandidat Pilkada
Dalam simulasi pemilihan, pasangan Ardiansyah Sulaiman-Mahyunadi unggul dengan elektabilitas 45,75% dalam pertanyaan terbuka, jauh mengungguli pasangan H. Kasmidi Bulang dan H. Kinsu yang memperoleh 34,75%. Angka ini semakin mencolok dalam simulasi kertas suara, di mana pasangan Ardiansyah-Mahyunadi memperoleh dukungan sebesar 55,3%, sementara Kasmidi-Kinsu hanya meraih 39,4%.
Fawzi menjelaskan bahwa faktor utama yang memengaruhi pilihan masyarakat adalah visi, misi, dan program kerja calon. Sebanyak 45,5% responden menganggap aspek ini sebagai pertimbangan utama dalam memilih pemimpin. Selain itu, kepribadian dan rekam jejak kandidat juga menjadi faktor yang tidak kalah penting.
Infrastruktur Jadi Masalah Utama
Meski tingkat kepuasan terhadap pemerintahan saat ini cukup tinggi, survei juga mengungkapkan bahwa masalah infrastruktur menjadi perhatian utama masyarakat. Sebanyak 48,75% responden menilai perbaikan infrastruktur sebagai prioritas, dengan permasalahan jalan rusak menjadi isu yang paling disoroti. Sekitar 55,9% responden menginginkan perbaikan jalan sebagai agenda utama pemerintah daerah ke depan.
“Selain perbaikan jalan, masyarakat juga berharap adanya peningkatan kualitas infrastruktur lainnya, seperti akses jalan yang lebih baik dan pembangunan fasilitas dasar yang dapat menunjang peningkatan kualitas hidup,” kata Fawzi.
Pandangan Masyarakat Terhadap Politik Uang
Isu politik uang tetap menjadi sorotan dalam survei ini. Data menunjukkan bahwa 52,5% responden menganggap politik uang sebagai sesuatu yang wajar dalam Pilkada, dengan tingkat pewajaran tertinggi tercatat di Dapil Kutai Timur 3 (60%). Meskipun demikian, sebagian besar masyarakat juga mulai menunjukkan kesadaran yang lebih tinggi untuk menolak praktik tersebut, terutama di Dapil Kutai Timur 4, di mana tingkat penolakan terhadap politik uang mencapai 55,71%.
“Fenomena ini mencerminkan adanya kesadaran yang semakin besar di kalangan masyarakat untuk menjaga integritas demokrasi, meski praktik politik uang masih terjadi di beberapa wilayah,” jelas Fawzi.
Masyarakat Kutai Timur juga mengungkapkan harapan besar terhadap pemimpin masa depan mereka. Sebanyak 45,25% responden menginginkan sosok pemimpin yang peduli pada rakyat, jujur, dan bersih dari korupsi. Selain itu, pemimpin yang berwibawa dan tegas juga sangat diharapkan, mengingat pentingnya peran seorang Bupati dalam membawa perubahan bagi Kabupaten Kutai Timur.
“Secara keseluruhan, survei ini menunjukkan antusiasme tinggi dan harapan besar masyarakat terhadap Pilkada 2024. Masyarakat tidak hanya berharap pada pemimpin yang mampu membawa perubahan nyata, tetapi juga pada pemimpin yang memiliki integritas dan visi yang jelas untuk masa depan Kabupaten Kutai Timur,” pungkas Fawzi.