PKT, Topik  

Pupuk Kaltim Siap Garap Pasar Amonium Nitrat, Target Produksi 75 Ribu Ton untuk Bantu Kurangi Impor

Media Briefing Kaltim Amonium Nitrat (FOTO: Humas Pupuk Kaltim)

Jakarta. Dalam roadmap pertumbuhan PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) 40 tahun ke depan, hilirisasi petrokimia berbasis renewable resources menjadi salah satu strategi yang akan dijalankan untuk keberlanjutan. Mengingat posisinya sebagai pelopor transformasi hijau industri petrokimia di Tanah Air, Pupuk Kaltim pun berinisiatif memulai strategi hilirisasi di industri petrokimia guna mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia. Tentunya, strategi ini juga sejalan dengan target pemerintah untuk membangun Indonesia yang lebih mandiri energi dan industrinya.

Dengan berfokus pada produk bernilai tambah yang dihasilkan dari ekses produksi pupuk, kini Pupuk Kaltim kembali berinovasi dengan mengembangkan komoditas amonium nitrat. Pupuk Kaltim melalui anak usahanya PT Kaltim Amonium Nitrat (KAN) yang merupakan perusahaan patungan dengan PT Dahana Investama Corp (anak perusahaan Dahana) telah melakukan penandatanganan kontrak pada 18 Desember 2019 untuk pembangunan pabrik amonium nitrat berkapasitas 75.000 MTPY di Kawasan Industri PT Kaltim Industrial Estate (KIE), Bontang, Kalimantan Timur yang ditargetkan selesai pada tahun 2023.

“Ini adalah bentuk dari diversifikasi usaha yang jadi bagian strategi utama PUPUK KALTIM yang berfokus pada pemberian nilai tambah produk. Tentunya semua ini kami lakukan sebagai usaha mewujudkan ketahanan produk petrokimia dalam negeri dengan membantu mengurangi impor amonium nitrat,” ucapnya.

Dengan menerapkan praktik ekonomi sirkular, Pupuk Kaltim akan berusaha untuk mengoptimalkan potensi ekses amonia yang tidak dikonversi menjadi urea yang merupakan produk utama Pupuk Kaltim, untuk dimanfaatkan menjadi produk turunan yang memiliki nilai tambah seperti amonium nitrat. Pembangunan pabrik amonium nitrat inilah yang menjadi strategi keberlanjutan yang dilakukan oleh Pupuk Kaltim.

“Dari segi operasional, proyek ini nantinya akan beroperasi secara komersial di tahun 2023. Produksi amonium nitrat Pupuk Kaltim dengan kapasitas 75.000 MTPY ini nantinya diperkirakan dapat memenuhi sekitar 12 persen kapasitas amonium nitrat lokal. Untuk bisa memenuhi target produksi tersebut, tentu kami sudah menyiapkan pabrik yang akan beroperasi dengan dukungan teknologi tinggi yang aman dan ramah lingkungan dengan standar operasional pabrik kelas dunia berlisensi Sedin-Hallifeng. Dan teknologi yang kami terapkan di operasional pabrik ini pun bertujuan untuk bisa mencapai net zero carbon emission di tahun 2050. Selain itu, pabrik ini pun didukung oleh sumber daya manusia dengan kemampuan mengoperasikan teknologi termutakhir,” ujar Dormatua Siahaan, Direktur Utama PT Kaltim Amonium Nitrat.

Pupuk Kaltim memilih untuk mengembangkan produksi amonium nitrat mengingat fungsi dan kegunaan bahan kimia ini memiliki nilai tambah yang sangat potensial. Namun sayangnya, nilai impor untuk suplai amonium nitrat pun masih sangat tinggi. Kehadiran pabrik amonium nitrat Pupuk Kaltim inilah yang nantinya diharapkan bisa mengurangi volume impor domestik dengan mengoptimalkan fungsi amonium nitrat di berbagai sektor.

“Dari pembangunan pabrik amonium nitrat ini, kita bisa melihat bahwa ke depannya Pupuk Kaltim akan semakin memperluas bidang industrinya untuk bisa semakin mumpuni dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri melalui pengembangan produk turunan amonium nitrat. Kegunaannya juga sangat luas. Misalnya di sektor pertanian, amonium nitrat bisa dimanfaatkan sebagai sumber nitrogen untuk pupuk yang dapat berfungsi menyuburkan tanah, yang di dalamnya terdapat kandungan bahan kimia amonium untuk campurannya. Selain itu, amonium nitrat juga dibutuhkan di industri pertambangan dan infrastruktur. Amonium nitrat memiliki nilai tambah tinggi yang mampu memberi dampak berganda bagi ekonomi Indonesia,” ungkap Indardi, SVP Pengembangan Pupuk Kaltim.

DCIM100MEDIADJI_0427.JPG

Dengan adanya pabrik amonium nitrat ini, maka Pupuk Kaltim juga turut mendukung pertumbuhan perekonomian lokal. Pertumbuhan ini dapat tercipta dengan menyerap tenaga kerja terutama untuk operasional pabrik sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat lokal sekitar lokasi pabrik. Selain itu juga, kehadiran pabrik amonium nitrat ini diharapkan secara tidak langsung juga bisa meningkatkan taraf ekonomi masyarakat sekitar.

“Dengan menerapkan inovasi dalam peningkatan nilai tambah komoditas, menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak, dan juga mampu meningkatkan nilai peluang usaha di dalam negeri, maka kami berharap dengan pengembangan amonium nitrat sebagai salah satu usaha Pupuk Kaltim dalam mewujudkan diversifikasi usaha ini dapat menjadi kekuatan dalam menciptakan pertumbuhan perekonomian nasional yang lebih baik di masa yang akan datang,” tutup Hanggara.(*)

Writer: Humas PKT