Bontang. Perseteruan antara supir bus dan supir travel pelat hitam di terminal angkutan darat Kilometer (KM) 6 Bontang Barat belum juga menemui titik terang. Para sopir travel yang disebut-sebut merebut penumpang bus pun mulai angkat bicara.
Mereka menyayangkan aksi yang dilakukan sopir bus yang notabene nya merupakan rekan se profesi mereka. Menurut koordinator travel pelat hitam Terminal Bontang, permasalahan yang terjadi dipicu karena adanya miskomunikasi atau kesalahpahaman antara supir bus, hingga menuduh travel pelat hitam mengambil penumpang bus.
Koordinator sopir travel pelat hitam Abdul Muis, mengaku perselisihan ini diawali adanya penumpang yang kala itu pindah menggunakan jasa travel, dengan alasan terburu-buru karena kepentingan keluarga. Sementara keberangkatan bus di terminal telah terjadwal. Hal ini yang kemudian memantik suasana jadi memanas, hingga berujung protes dari para sopir bus terminal KM6.
“Ini masalah miskomunikasi saja, makanya kami sangat menyayangkan aksi saudara-saudara kami sopir bus di terminal,” ungkapnya.
Baca Juga: Abdul Muis: Travel Pelat Hitam Siap Jadi Pelat Kuning
Puluhan sopir travel yang juga menjadikan terminal sebagai ladang pemenuhan kebutuhan sehari-hari, pun meminta sopir bus tidak arogan. Namun bersama mencari solusi kepada pihak terkait, dalam hal ini pemerintah Kota Bontang.
“Jangan terus seperti ini, mari kita duduk bersama mencari solusi agar masalah ini tak berlarut,” tambah Abdul Muis.
Seperti diwartakan sebelumnya, sejumlah beroperasinya travel pelat hitam di terminal KM6 Bontang Barat, membuat para supir bus antar kota resah. Lantaran travel yang dikatakan tanpa legalitas resmi dapat melenggang mengangkut penumpang, dan bahkan terkesan merebut penumpang yang sejatinya akan menggunakan jasa bus angkutan kota. Akibatnya, sopir bus memutuskan untuk mogok kerja hingga waktu yang belum ditentukan. (*)
Laporan: Yulianti Basri