Bontang. Molornya penyaluran bantuan seragam sekolah gratis, dari pemerintah Kota Bontang bagi 38.727 pelajar di Kota Bontang, mulai jenjang pendidikan Sekolah Dasar hingga Menengah Atas dan kejuruan, membuat Walikota Bontang Neni Moerniaeni meradang.
Saat ditemui beberapa waktu lalu, walikota mengaku kecewa akan kinerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, selaku OPD yang ditunjuk menangani program seragam sekolah gratis. Sehingga menyebabkan molornya target distribusi dari realisasi bantuan tersebut.
Neni pun meminta Disdik agar lebih serius menangani program ini. Ia pun menginstruksikan agar penyaluran seragam gratis dapat dilakukan sebelum Desember 2017 mendatang.
“Akibat kendala di proses lelang, terpaksa realisasinya molor dari jadwal. Saya juga sudah tekankan, kalau prosesnya masih seperti ini, untuk tahun depan lelangnya harus mulai dari sekarang” ujar Neni.
Dikatakan Neni, persoalan ini akan menjadi evaluasi Walikota dan Wakil Walikota, atas kinerja para pejabat di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Jika dinilai memiliki kinerja yang buruk dan tidak sesuai dengan target, ia pun mengaku akan mengevaluasi secara keseluruhan, dan tak segan untuk melakukan mutasi.
“Semua pejabat saat ini memiliki perjanjian kinerja dengan Kepala Daerah, kalau kepala dinas tidak bisa mengikuti kinerja saya, mohon maaf. Saya akan evaluasi. Terlebih anggaran diketuk Desember (2016), masa sekarang baru jalan,” paparnya.
Seperti diketahui, lelang pengadaan seragam sekolah gratis bagi seluruh pelajar di Kota Bontang kembali gagal dilaksanakan untuk kedua kalinya. Setelah Mei 2017 lalu lelang yang diikuti enam perusahaan juga dinyatakan gagal. Beruntung, untuk tas dan sepatu gratis berhasil dilelang, dan tengah sedang dalam proses produksi.(*)
Laporan: Sary & Aris