Bontang. Adanya rencana pengerukan kolam labuh dan dermaga perusahaan pada November 2017 mendatang, PT Pupuk Kaltim menggelar sosialisasi kepada masyarakat dan perwakilan nelayan di Kota Bontang. Setelah sebelumnya dilaksanakan di Kelurahan Loktuan dan Guntung, kini Pupuk Kaltim kembali menggelar hal serupa di Bontang Kuala dan Tanjung Limau. Berlangsung di Balai Sekaya PPI Tanjung Limau. Jumat, 11 Agustus 2017.
Sosialisasi yang diikuti puluhan perwakilan nelayan tersebut, mendaulat Camat Bontang Utara Zemmy Hasz selaku moderator yang juga menjadi fasilitator mewakili Pemerintah Kota Bontang.
“Adanya sosialisasi ini, agar para nelayan belat dan keramba yang bersentuhan langsung dengan kegiatan tersebut, dapat mengetahui agenda ini. Dan kita bisa memahami apa saja kegiatan yang akan dilaksanakan,“ ujar Zemmy Hasz.
Sementara project manager penyiapan lahan industri PT Pupuk Kaltim Teguh Rianto, dalam sambutannya menyampaikan kegiatan pengerukan dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas kapal sandar di pelabuhan Pupuk Kaltim, sehingga akan lebih menghemat biaya transportasi. Dimana dampaknya adalah harga pupuk yang sampai ke petani akan jauh lebih murah.
Kegiatan pengerukan ini pun kata dia, telah mendapat izin lingkungan dari Gubernur Kaltim serta Dirjen Perhubungan Laut.
“Kami pun dari PKT memastikan pengerukan ini tidak akan mengganggu lingkungan sekitarnya, terutama nelayan keramba dan belat,” kata Teguh.
Senada, Hendarman selaku kepala proyek pengerukan PT Cahaya Mentari Cemerlang yang bertindak sebagai kontraktor pelaksana memaparkan, kegiatan direncanakan selama 300 hari kalender, terdiri dari 210 hari pembuatan tanggul dan 90 hari proses pengerukan.
“Pengerukan direncanakan mulai November 2017, dalam proses pengerukan kami menjamin menjamin tidak akan ada terjadi pencemaran,” papar Hendarman.
Jaminan tersebut menurutnya, dikarenakan proses pengerukan akan menggunakan mesin dengan sistem Constant Speed Drive (CSD) dan mengandalkan kecepatan daya pengerukan. Sistem ini dinilai cukup ramah lingkungan, karena menyedot pasir dari dasar laut dan langsung dialirkan melalui pipa menuju tanggul area dumping di area utara industri pupuk kaltim.
Selanjutnya, sekeliling area pengerukan pun akan dipasang slide protection atau jaring penahan lumpur agar tidak luas menyebar. Termasuk pemasangan keramba monitor yang akan diisi ikan, sebagai idikator jika terjadi pencemaran.
“Selama pelaksanaan pengerukan, monitoring akan terus dilakukan guna memastikan tidak ada kebocoran pipa yang bisa menyebabkan adanya limbah terbuang ke laut,” terangnya. (*)
Laporan: Mansur