Samarinda. Sejumlah elemen masyarakat Kecamatan Muara Jawa mengikuti acara sosialisasi terkait perekrutan tenaga kerja lokal di area PT PHSS (Pertamina Hulu Sanga-Sanga) di Kecamatan Muara Jawa. Acara ini berlangsung di Ruang Rapat Kantor Camat Muara Jawa pada Kamis (9/5/2024).
Dalam pertemuan tersebut, pihak PT Golden Bridge Sinergy (GBS) menyampaikan komitmennya untuk merekrut tenaga kerja lokal. Adi, yang merupakan bagian dari PT Golden Bridge Synergy, menjelaskan bahwa rencana rekrutmen tenaga kerja lokal akan dilakukan secara khusus di dua kecamatan, yakni Samboja dan Muara Jawa.
“Kegiatan kami hari ini adalah sosialisasi rekrutmen tenaga kerja. Kami membuka rekrutmen untuk tenaga kerja lokal di dua kecamatan, yakni Samboja dan Muara Jawa,” ujarnya.
Dalam rencana tersebut, total 73 kuota tenaga kerja yang akan direkrut dari wilayah tersebut. Perekrutan sendiri akan memprioritaskan warga lokal hingga kuota tidak dapat terpenuhi, maka barulah perusahaan akan melakukan perekrutan dari luar 2 kecamatan tersebut.
“Jumlah rekrutmen bertambah dari awalnya 40 menjadi 73. Kami akan memprioritaskan tenaga kerja lokal dan tidak akan merekrut dari luar Samboja dan Muara Jawa. Jika memang tidak dapat terpenuhi, baru kami akan mencari di sekitarnya,” tambah Adi.
Dalam kegiatan tersebut, Masyarakat yang hadir juga turut memberikan aspirasi yang positif dalam acara tersebut. Hasilnya, disepakati bahwa akan ada koordinator yang ditunjuk oleh masyarakat dari Muara Jawa untuk mengurusi calon-calon yang akan direkrut. Mereka akan berhubungan dengan perusahaan untuk teknis perekrutan.
“aspirasi dari masyarakat tadi sangat bagus, hasilnya kami tadi menyepakati bahwa nantinya akan ada kordinator yang ditunjuk oleh masyarakat dari internal muara jawa untuk mengurusi calon – calon yang akan direkrut dan nantinya mereka yang akan berhubungan dengan perusahaan bagaimana teknis untuk perekrutannya,” Kata Adi.
Sementara itu Arya Irawan, Selaku Ketua Organisasi Remaong Kutai Berjaya Muara Jawa, mengungkapkan bahwa masih akan melakukan negosiasi Kembali dengan pihak perusahan, pasalnya menurutnya bahwa lowongan kerja yang dibuka masih belum maksimal karena masih ada posisi yang belum dibuka oleh perusahaan.
“sebenarnya hasilnya masih belum fix karena tadi saya lihat masih banyak jumlah posisi tenaga kerja yang tidak dikeluarkan, hanya tadi kita sudah diskusi akan melakukan nego ulang dengan pihak perusahaan terkait dengan kuota tenaga kerja di Muara Jawa,” Kata Arya.
Lebih lanjut Arya menyebut bahwa perusahaan tidak perlu khawatir karena menurutnya masyarakat Muara Jawa tidak kekurangan masyarakat yang berskill. Namun kendati demikian, masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi. Arya menyebutkan bahwa untuk tenaga kerja Rig, sertifikasi harus dilakukan di luar daerah dan biayanya mahal. Dirinya berharap bahwa pemerintah melalui dinas terkait dapat mengakomodir masyarakat Muara Jawa untuk sertifikasi.
“Harapan saya, mungkin nanti dinas terkait bisa mengadakan sertifikasi trainer dari luar daerah untuk mengakomodir rekan-rekan di Muara Jawa,” ujarnya.
Selain itu, perwakilan masyarakat berbagai elemen dari Muara Jawa menekankan pentingnya perusahaan yang berinvestasi di daerah mereka untuk berbelanja dan menggunakan alat dari Muara Jawa. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan perputaran ekonomi masyarakat setempat.
“kami disini mewakili berbagai elemen masyarakat, kami mengupayakan bagaimana agar perusahaan yang berinvestasi disini bisa belanjanya di muara jawa, memakai alat – alat dari muara jawa, agar perputaran roda ekonomi masyarakat muara jawa bisa turut bergerak,” ungkapnya.
Camat Muara Jawa, Ramli, menyoroti pentingnya transparansi dalam rekrutmen tersebut. Dirinya berharap perusahaan mentaati komitmennya terkait perekrutan tenaga kerja lokal di kecamatannya.
“kami menegaskan juga bahwa transparansi itu penting, maka dari itu kami sampaikan jangan sampai nanti hanya 73 sekian tenaga kerja dari muara jawa dan sisanya orang luar, kita ingin berdayakan masyarakat kita dan kita tidak ingin memonopoli, Ketika nantinya yang skill itu tidak ada di kita, maka kita persilahkan untuk lempar ke yang lain,” Ujar Ramli.
Lebih lanjut dirinya berharap juga agar proses rekrutmen mengutamakan masyarakat yang belum memiliki pekerjaan namun memiliki skill dan keahlian yang dbutuhkan sesuai dengan kualifikasi.
“yang kami harapkan memang yakni mengutamakan masyarakat muara jawa, dan dari sekian banyak tersebut mengutamakan yang memang belum sama sekali memiliki pekerjaan tetapi memiliki keahlian yang dibutuhkan,” lanjutnya.
Ramli juga menambahkan bahwa penerimaan karyawan akan melibatkan koordinator dari semua lembaga yang ada, baik LSM swasta maupun lembaga kemasyarakatan pemerintah. Tujuannya adalah agar proses perekrutan menjadi lebih terkoordinasi. Kendati demikian, pemerintah akan terus mengawasi dan monitoring proses rekrutmen tenaga kerja tersebut.
“Kami tetap memonitor dan melibatkan LPM sebagai perpanjangan tangan pemerintah, termasuk lurah didalamnya, tetapi LSM tetap kita rangkul juga,” tambahnya.
Diharapkan dengan adanya komitmen dari PT GBS untuk merekrut tenaga kerja lokal, serta partisipasi aktif dari masyarakat dan pemerintah setempat, proses rekrutmen dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat yang optimal bagi perkembangan ekonomi dan sosial masyarakat Muara Jawa.