Bontang. Pemerintah Kota Bontang melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi (Disperindagkop) dan UMKM belum lama ini kembali melakukan monitoring stok elpiji 3 Kg pasca perayaan Hari Idul Adha di beberapa pangkalan dan pengecer. Hal ini berkaitan dengan adanya informasi dari masyarakat kepada pemerintah perihal kelangkaan elpiji ukuran tersebut di Kota Bontang.
Dalam pengecekan di lapangan, Kepala Disperidagkop dan UMKM, Riza Pahlevi menemukan penyebab kelangkaan gas elpiji disebabkan meningkatnya jumlah kebutuhan masyarakat, sementyara stok yang tersedia tidak bertambah. Disamping harga beli gas 12 Kg yang cukup mahal, membuat masyarakat kebanyakan beralih kepada gas 3 Kg.
“Kebutuhan yang makin meningkat, tapi stok untuk kita belum ada penambahan. Makanya kadang gas tabung ini langka,” papar Riza.
Hal ini menurutnya tidak hanya terjadi di Kota Bontang, namun daerah lain di Kaltim juga mengalami hal serupa. Pusat pengisian gas elpiji Kaltim di pangkalan LCGS Loa Janan Samarinda, lanjut Riza juga dipadati oleh antrian panjang agen Se-Kaltim. Sehingga kuota yang didapat kabupaten/kota terkadang tidak memenuhi jatah yang ditetapkan.
Dampak inilah yang kemudian mempengaruhi kuota elpiji 3kg di beberapa agen Kota Bontang.
“Seperti agen PT Pantai Subur seharusnya tersedia sekitar 2.800 tabung setiap hari, tapi kini hanya bisa menyediakan 560 tabung. Akawi juga gitu, yang biasa menyediakan 1.680 tabung kini hanya tersedia 560 tabung perhari,” jelasnya.
Walau begitu, hingga kini sebagian besar pengiriman elpiji dari agen ke beberapa pangkalan sudah mulai lancar, dan diprediksi akan kembali normal dalam beberapa pekan ke depan.
“Semoga pengiriman selanjutnya bisa lancar, dan kebutuhan Bontang dapat terpenuhi kembali,” pungkasnya.
Laporan : Humas Pemkot Bontang
Editor : Revo Adi M