Tak Ada Anggaran, Operasional SPBN Terpaksa Berhenti

Bontang. Kosongnya pasokan solar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (Spbn) Tanjung Limau, diketahui karena tidak adanya anggaran untuk memasok bahan bakar bagi kebutuhan nelayan Bontang, dalam satu bulan terakhir.

Hal itu disampaikan Anggota Komisi 2 DPRD Kota Bontang, Arif. Ketika menyambangi Spbn Tanjung Limau, guna mengetahui akar permasalahan yang menyebabkan ratusan nelayan Bontang terpaksa memarkir kapal, dan tidak bisa turun melaut.

Menurut Arif, selama beberapa waktu terakhir, Perusda Aneka Usaha dan Jasa (AUJ) selaku induk dari Spbn tak lagi mengucurkan anggaran bagi pembelian pasokan solar. Akibatnya batasan anggaran yang dimiliki SPBN Tanjung Limau pun memiliki usia yang tak lama. Hingga akhirnya berhenti beroperasi dalam satu bulan terakhir.

“Dari laporan yang kami terima, anggaran untuk memasok Solar yang nggak turun dari Perusda AUJ. Mau nggak mau, SPBN terpaksa tutup karena anggaran mereka juga terbatas,” ungkap Arif.

Menindaklanjuti hal itu, Arif secara tegas menyatakan untuk segera memanggil Perusda AUJ agar permasalahan kekosongan pasokan BBM di Spbn tidak terus berlanjut. Arif ingin mengetahui penyebab masalah yang membuat Perusda AUJ tidak lagi mengucurkan anggaran pembelian solar.

“Minggu depan akan kami panggil Perusda dan Spbn, biar permasalahannya jelas. Apakah karena anggaran atau memang ada alasan lain. Yang jelas, permasalahan Spbn nggak bisa terus seperti ini,” tandasnya.

Sebelumnya, ratusan nelayan Bontang keluhkan tidak adanya pasokan bbm jenis solar dalam satu bulan terakhir di Spbn Tanjung Limau. Bahkan anak perusahaan Perusda AUJ itu tampak tutup dan berhenti beroperasi selama satu bulan terakhir.

Akibatnya, nelayan pun terpaksa berhenti melaut akibat tidak adanya bahan bakar.

“Kami nggak boleh beli di Spbu, sementara di Spbn tutup terus. Mau nggak mau kami terpaksa memarkir kapal,” ujar Kadir, salah satu perwakilan nelayan Bontang.

 

Laopran : Yulianti Basri & Nasrul

Editor : Maya Ch