Kaltim. Masalah radikalisme dan terorisme bukanlah persoalan sederhana, dan memerlukan keterlibatan semua pihak. Tidak terkecuali kalangan media massa. Karenanya, media massa hendaknya mampu berperan aktif dan selektif dalam mengangkat peristiwa menjadi berita dan dikonsumsi publik.
Hal itu diungkapkan Gubernur Kaltim dalam sambutan tertulis yang disampaikan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kaltim Yudha Pranoto pada Literasi Media Sebagai Upaya Cegah dan Tangkal Radikalisme dan Terorisme di Samarinda, Kamis (20/7).
“Literasi ini hendaknya mampu menambah wawasan dan pengetahuan media terhadap paham radikalisme dan terorisme. Utamanya, upaya bersama cegah tangkal paham tersebut dan media lebih selektif dalam pemberitaan mereka,” katanya.
Menurut dia, awak media maupun institusinya selain tetap berpegang teguh pada Kode Etik Jurnalistik juga harus memiliki pemahaman terkait radikalisme dan terorisme.
Selain itu, media juga dapat menjalin komunikasi dengan lembaga terkait seperti Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Teroris (FKPT) Kaltim.
“Media massa harus profesional dan tidak melakukan peliputan tanpa dibekali kesiapan dan pengetahuan, sehingga tidak mudah disusupi paham radikalis dan terorisme,” harapnya.
Dia menambahkan kondisi saat ini dengan indikasi perkembangan paham-paham itu bisa mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat dan ketahanan NKRI. Literasi dihadiri Ketua FKPT Kaltim Hasyim Mi’radje dan Ketua Pembina Forum Kebangsaan Kaltim HM Yos Soetomo.
Literasi diikuti 100 peserta dari awak media, pimpinan redaksi serta instansi terkait dengan menghadirkan narasumber dari Ketua Komisi Hukum Dewan Pers Antonius Jimmy Silalahi dan Danyon Brimob Kaltim AKBP Dino Hendro Widodo serta pejabat BNPT. (yans/sul/humasprov)
Laporan: Humas Pemprov Kaltim