Tradisi Menghias Telur Dan Maknanya Pada Perayaan Maulid Nabi

Bontang. Tradisi menghias telur saat peringatan Maulid Nabi besar Muhammad SAW menjadi hal yang wajib dilakukan setidaknya di Kota Bontang. Bahkan sebagian masyarakat muslim berpendapat bahwa tak lengkap rasanya jika perayaan maulid tanpa telur hias bahkan lomba menghias telurpun kerap digelar agar perayaan makin semarak.

Pada kegiatan yang merupakan ritual keagamaan dan kebudayaan ini biasanya telur ditusuk dengan batang bambu dan dihias dengan kertas atau pernak-pernik lainnya.

Lantas apa makna telur maulid?

Di setiap daerah mungkin memiliki tradisi telur Maulid yang berbeda, pertanyaannya apakah telur Maulid sama seperti telur paskah dimana makna telur paskah merupakan simbol musim semi. Di masa silam, di Persia orang biasa saling menghadiahkan telur pada saat perayaan musim semi, yang bagi mereka juga menandakan dimulainya tahun yang baru. Dan ternyata tidak, maknanya justru berbeda karena Telur Maulid adalah telur terdiri atas tiga bagian; kulit, putih telur, dan kuning telur. Kulit telur itu berarti iman, putih telur artinya islam, dan kuning telur artinya ikhsan.

Selain itu, telur dimaknai sebagai anak-anak ayam (bebek/telor). Tusuk bambu melambangkan adanya kelurusan, kekuatan, keteguhan layaknya pohon bambu yang tumbuh menjulang tinggi. Demikianlah Maulid diharapkan memberikan makna kepada umat Islam untuk selalu teguh, lurus dan menjulang tinggi meneladani Sang Nabi Muhammad manusia mulia dan luhur.

Dulu sebagian masyarakat hanya menggunakan telur bebek. Ini dimaksudkan umat Islam mengikuti dan meneladani Sang Nabi layaknya bebek, berbaris rapi, mengikuti panduan sang pemimpin. Rasa syukur menyambut kelahiran Sang Nabi teladan umat Islam diungkapkan dengan rasa gembira, rasa sumringah melalui simbol-simbol aneka warna kertas dan hiasan telurnya.

Laporan : Kartika Anwar