Upaya Pemanfaatan 90 Hektare Lahan Gambut di Desa Tanjung Limau, Dari Penelitian Menjadi Program Konservasi dan Ekonomi

Tim Kojirama bersama Kades dan warga Tanjung Limau (FOTO: Ist.)

Bontang. Sebuah inisiatif kolaboratif tengah digagas untuk memanfaatkan lahan gambut seluas 90 hektare di Desa Tanjung Limau, Kalimantan Timur. Proyek ini berawal dari penelitian yang dilakukan oleh Koperasi Jasa Industri Rakyat Mandiri (KOJIRAMA), yang didukung oleh Yayasan Proklamator Bung Hatta (YPBH), serta didanai oleh PT Pupuk Kaltim dan PT Petrokimia Gresik.

Penelitian awal yang dilakukan oleh Ahmad Gafuri dari KOJIRAMA menemukan bahwa lahan gambut tersebut memiliki kedalaman lebih dari enam meter dan berperan penting sebagai penyangga lingkungan. Namun, potensi ekologis ini juga membawa risiko jika tidak dikelola dengan baik, mengingat lahan gambut yang terbengkalai rawan terbakar.

Dalam kegiatan sosialisasi yang digelar pada Jumat (9/5/2025) malam, di Kantor Desa Tanjung Limau, Gafuri memaparkan pentingnya rehabilitasi lahan dengan penanaman pohon yang sesuai. Pohon-pohon ini tidak hanya memulihkan kondisi alami gambut, tetapi juga berkontribusi besar dalam penyerapan karbon – hingga lima kali lebih banyak dibanding lahan kering biasa – yang berpotensi dimonetisasi melalui mekanisme perdagangan karbon.

Dijelaskannya, program ini tidak hanya berfokus pada konservasi, tetapi juga pada pemberdayaan ekonomi masyarakat. Rencana pemanfaatan mencakup budidaya perikanan secara keramba serta penanaman kopi Liberica, yang dinilai cocok untuk kondisi lahan rendah dan memiliki cita rasa khas. Menurut Gafuri, pengelolaan lahan ini dapat menyerap tenaga kerja hingga 100 kepala keluarga.

“Potensi wisata juga menjadi salah satu daya tarik utama proyek ini. Dengan keanekaragaman hayati yang tinggi, termasuk keberadaan buaya muara (Crocodylus porosus), bekantan (Nasalis larvatus), dan orang utan (Pongo pygmaeus). Kawasan ini memiliki peluang besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata alam berbasis konservasi,” terangnya.

Kepala Desa Tanjung Limau, Suryandi, menyambut baik rencana ini. Ia menekankan bahwa tantangan utama saat ini adalah infrastruktur, karena akses jalan menuju lokasi masih sangat terbatas. Ia berkomitmen untuk mengupayakan pembangunan akses jalan melalui dana pemerintah provinsi, dan meminta Tim Kelompok Kerja (Pokja) Gambut Lestari untuk segera menyusun proposal pendanaan yang komprehensif.

“Saat ini yang jadi kendala utama adalah infrastruktur. Jalan ke lokasi belum ada. Tapi kami akan usahakan pembangunan akses jalan dengan bantuan dari Pemerintah Provinsi. Tolong buatkan proposal yang matang, agar bisa kami bawa ke provinsi sebagai acuan untuk pengajuan dana,” ujarnya.

Turut hadir dalam sosialisasi tersebut antara lain Ketua Badan Permusyawaratan Desa Rahmat Bako, Ketua Karang Taruna Anas Z beserta anggota, serta Ir. Dadang Imam Gozali, M.P., akademisi sekaligus aktivis lingkungan yang kini dipercaya sebagai Ketua Pokja Gambut Lestari.

Program ini merupakan bagian dari misi besar KOJIRAMA dan YPBH untuk mewujudkan cita-cita Bung Hatta dalam membangun ekonomi kerakyatan yang berbasis pada potensi lokal dan kelestarian lingkungan.