BW Sebut Serapan Anggaran Semester Pertama 2022 Terburuk Sepanjang Sejarah

Anggota Komisi II DPRD Bontang Bakhtiar Wakkang (FOTO: Rudy/PKTV)

Bontang. Rendahnya serapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bontang untuk semester pertama tahun anggaran 2022, yang masih berada di bawah 30% mendapatkan sorotan tajam dari Anggota Komisi II Dewan Perewakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bontang Bakhtiar Wakkang.

Menurut politikus Partai Nasdem ini, serapan anggaran Pemkot Bontang (Pemkot) Bontang di semester pertama 2022 ini merupakan yang terburuk sepanjang sejarah. Bahkan jika dianalogikan dengan ujian, dirinya tak segan untuk memberikan nilai E terhadap serapan apbd semester pertama tahun ini.

“Bukan lagi masalah sepele ini, masalah genting. Bontang sudah darurat dari sisi anggaran. Pembangunan sampai roda perekonomian di bontang bisa terancam kalau kinerja opd terus memburuk seperti ini,” tegas bw saat menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Pemkot Bontang, Selasa (12/7/2022).

Lebih lanjut pria yang akrab disapa BW ini menyebut, rendahnya serapan anggaran ini terus berulang dari tahun ke tahun. Ini membuat dirinya curiga adanya kecenderungan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk mengabaikan hal ini. Olehnya, dirinya menuntut setiap OPD untuk segera melakukan evaluasi kerja. Terutama yang berkaitan dengan pembangunan.

“Melihat serapan anggaran yang lemah begini sudah jelas kita tidak bisa membahas prognosis untuk enam bulan ke depan,” jelas BW.

Sementara itu, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Bontang Sonny Suwito, mengaku tidak memiliki kewenangan untuk menekan setiap OPD agar bisa memaksimalkan serapan anggaran mereka. Pihaknya hanya bertugas merekap realisasi anggaran yang dilaporkan setiap opd kepihaknya.

“Kami tidak menampik kalau serapan anggaran semester pertama ini memang rendah. Tapi, inilah fakta yang bisa kami sampaikan. Apa adanya. Tidak dibuat-buat,” aku sonny.

Diketahui pada rapat kerja Komisi II DPRD Kota Bontang dengan pemerintah kota terungkap jika realisasi anggaran hingga 30 Juni 2022 baru mencapai Rp 416 Miliar atau 29,87 % dari total Rp 1,3 Triliun. Artinya, masih tersisa anggaran sebanyak Rp 977 Miliar yang belum terealisasi.

Writer: Tim Liputan PKTV