Bontang. Centre For Orangutan Protection (COP) merilis hasil nekropsi yang dilakukan terhadap temuan orangutan yang diberi nama Kaluhara, di desa Kandolo Kecamatan Teluk Pandan – Kutai Timur dalam keadaan terluka dan terjerat tali, sebelum akhirnya dinyatakan meninggal pada Jumat (6/5/2016) lalu.
Dari hasil otopsi, ditemukan adanya infeksi sekunder serius pada luka bekas jeratan di pergelangan kaki kiri Kaluhara. Pasalnya, luka yang bahkan telah mengikis habis daging di kaki kiri hingga menampakkan tulang kaki orangutan tersebut, diduga telah terjadi sejak beberapa hari sebelum ditemukan.
Hal ini terlihat dari banyaknya jumlah belatung yang memenuhi luka , hingga kemudian menyebabkan infeksi sekunder dan menjalar ke seluruh tubuh yang akhirnya menyebabkan kematian satwa tersebut.
“Hasil yang kami dapatkan seperti itu, “ jelas drh. Ade Fitria Alfiani, selaku dokter hewan tim APE COP.
Selain infeksi sekunder, tim menurut Ade juga menemukan empat peluru jenis senapan angin bersarang di tubuh Kaluhara. Diantaranya bagian dada sebelah kanan, bagian rahang sebelah kanan, leher, dan mata sebelah kiri.
Adanya luka tembak di bagian mata kemudian menyebabkan mata orangutan itu tidak dapat berfungsi. Dan, inilah awal mula penderitaan kaluhara terjadi.
“Kami pastikan itu peluru senapan angin, ada empat yang kami temukan ditubuh Kaluhara,” tambah Ade.
Hasil ini selanjutnya akan diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur, serta Kepolisian Resort Kutai Timur sebagai bahan penyelidikan permasalahan ini. (*)
Laporan : Sary & Aris
Editor : Maya Ch