Dewan Desak Pemkot Edukasi Masyarakat Soal DBD

Anggota Komisi I DPRD Bontang Abdul Haris (FOTO: rudy/PKTV)

Bontang. Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bontang Abdul Haris, mendesak pemerintah untuk memberikan edukasi ke masyarakat terkait bahaya dan pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Hal ini menyusul dengan tingginya kasus DBD di Bontang, hingga menyebabkan tiga orang meninggal dunia.

Menurutnya, masalah ini perlu mendapatkan perhatian dan kerja sama semua pihak, baik masyarakat ataupun pemerintah melalu dinas terkait. Sehingga kasus DBD di Bontang bisa ditekan.

“Pemerintah harusnya rajin memberikan edukasi ke masyarakat karena DBD ini selalu menyerang setiap tahun. Coba, sudah berapa nyawa yang melayang karena penyakit ini,” ujarnya.

Selain memberikan imbauan kepada masyarakat agar senantiasa menjaga lingkungan. Kader-kader posyandu dan kader kesehatan di tiap kelurahan juga diminta berperan aktif melakukan kegiatan pencegahan secara bersama-sama.

“Kader posyandu dan kader kesehatan bisa memotivasi masyarakat. Jalin kerjasama melakukan kegiatan pencegahan DBD,” katanya.

Sementara itu, Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Bontang, Asniwati mengatakan, Bontang merupakan kota dengan endemik demam berdarah. Ia pun mengimbau agar masyarakat aktif mendeteksi dan mengobati sejak dini saat demam dengan gejala DBD.

Apabila mengalami gejala penyakit demam berdarah seperti demam tinggi, mual, dan muncul ruam atau bintik merah dalam tubuh, segera periksakan diri ke dokter atau tenaga kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.

“Harus rutin menerapkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan melakukan pemantauan jentik. Jadi untuk pencegahan bukan hanya dengan fogging,” kata Asniwati.

Diketahui, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Bontang meningkat. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Bontang tercatat, sejak Januari-Juni 2022 ada sebanyak 260 kasus.

Kasus tertinggi terjadi di Kelurahan Berebas Tengah dengan jumlah 39 kasus. Disusul Kelurahan Tanjung Laut dengan 34 kasus. Kemudian Kelurahan Tanjung Laut Indah 29 kasus. Lalu, Kelurahan Api-api 27 kasus. Serta Kelurahan Loktuan dan Telihan sebanyak 24 kasus.

Bahkan dari total kasus itu, sebanyak 3 orang meninggal dunia. Meliputi, Kelurahan Gunung Elai, Gunung Telihan dan Kelurahan Tanjung Laut Indah.

Writer: Tim Liputan PKTV