Bontang. Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang melalui Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, dan Pertanian (DKP3) pastikan kasus flu burung di Bontang telah ditangani dan berhasil dikendalikan.
Kasi Pelayanan Kesehatan Hewan DKP3 Riyono menegaskan, pihaknya di lapangan telah melakukan langkah-langkah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) terkait penanganan virus flu burung, untuk itu warga diminta untuk tidak panik, sebab dipastikan kasus flu burung ini telah ditangani dengan baik.
Dipaparkan Riyono, laporan kasus flu burung pertamakali diterima pihaknya pada Oktober lalu, oleh salah seorang warga di Kelurahan Bontang Baru, lantaran ternaknya banyak yang mati mendadak. Usai menerima laporan tersebut, tim dari DKP3 turun langsung kelapangan dan melakukan pemeriksaan terhadap kematian unggas yang mati mendadak tersebut.
“Pada pemeriksaan yang dilakukan Tim DKP3, kami mengambil sampel melalui rapid test dan PCR. Sementara untuk kandang unggas, dilakukan pembersihan dan penyemprotan disinfektan. Selanjutnya dari hasil pemeriksaan berupa rapid test dan PCR, diketahui unggas tersebut terkonfirmasi akibat flu burung,” jelasnya.
Kendati demikian, Riyono meyakinkan jika kasus tersebut sudah ditangani, dan dirinya juga meminta warga segera melapor jika ada unggasnya yang mati mendadak.
“Unggas yang mati mendadak akibat flu burung tersebut bukan dari ayam jenis boiler atau jenis ayam potong yang memang diternak untuk kebutuhan konsumsi atau komersial. Namun merupakan jenis ternak ayam kampung milik warga yang umumnya dirawat dan dibiarkan lepas di pekarangan rumah,” ungkapnya.
Sebagai informasi, hingga hari ini tercatat ada 230 unggas yang mati akibat flu burung dan semuanya merupakan unggas jenis ayam kampung. Dari jumlah 230 temuan tersebut laporan kasusnya terjadi di 9 titik, seluruhnya berada di Kelurahan Bontang Baru.
Laporan: Aris
