Bontang. Empat pelajar dari salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) swasta Kota Bontang, dikeluarkan lantaran kepergok merokok di lingkungan sekolah oleh guru. Keputusan sekolah tersebut pun menimbulkan kritikan sejumlah orang tua pelajar yang bersangkutan.
Informasi yang berhasil dihimpun tim liputan pktvbontanb di lapangan, empat pelajar tersebut dipergoki merokok pada Jumat sore 14 Oktober 2016, lalu di ruangan kosong ujung bangunan sekolah.
Salah satu pelajar yang dikeluarkan berinisial AD menuturkan, saat itu dirinya beserta empat rekannya masing-masing IS, IK, GG, dan AT, berada pada salah satu ruangan sekolah yang tidak digunakan. Menurutnya, IS yang saat itu membawa rokok menawarkan tiga temannya tersebut.
Disaat bersamaan, aksi merokok AT diketahui warga sekitar, hingga tak lama berselang salah satu guru mendatangi lima murid tersebut. Namun AT berhasil membuang rokok, dan segera kembali ke kelas sebelum guru tersebut datang.
“Jadi hanya ada saya dan tiga teman lain yang ketangkap guru sedang merokok,” ujar AD saat ditemui di kediamannya.
Mirisnya saat mereka mengakui perbuatannya itu, sang guru langsung melayangkan pukulan dan meminta keempat pelajar tersebut pulang. Hingga akhirnya meminta kehadiran orang tua pada keesokan harinya, Sabtu 15 Oktober 2016.
“Kami dipukul dan dsuruh pulang. Besoknya orangtua saya dipanggil,” tambahnya.
Sementara Komariah, orangtua AD mengaku tidak terima dengan perlakukan guru tersebut. Pasalnya sang anak belum pernah mendapatkan teguran dari sekolah, namun langsung dikeluarkan karena permasalahan ini. Meski diakui Komariah anaknya melakukan kesalahan, tapi dirinya berharap sekolah tidak langsung mengeluarkan begitu saja.
“Saya terpaksa cari sekolahan baru untuk anak saya, nggak ada lagi sekolah mau terima. Untung akhirnya ada SMP di Berbas yang mau terima anak saya,” papar Komariah.
Komariah sempat kecewa dengan sikap guru karena mendidik anaknya dengan kekerasan. Ia pun berharap agar masalah ini tidak lagi terjadi dan menimpa orangtua lain seperti dirinya.
“Saya akui anak saya salah, tapi ya nggak gitu juga cara mendidiknya langsung pakai dipukul,” tandasnya.
Sementara saat tim liputan menyambangi sekolah asal keempat anak tersebut, salah satu staf mengatakan jika seluruh pejabat yang berwenang tidak sedang berada di tempat, sehingga tidak bisa dikonfirmasi. (*)
Laporan : Sary & Ervi
Editor : Maya Ch