Bontang. Memperingati Hari Otonomi Daerah ke-20 tahun yang jatuh pada 25 April 2016, Pemerintah Kota Bontang menggelar upacara di halaman Kantor Walikota Bontang, Senin (25/4/2016).
Peringatan kali ini, mengusung tema memantapkan otonomi daerah menghadapi tantangan masyarakat ekonomi asean (MEA). Diikuti jajaran Forum Komunikasi Perangkat Daerah (FKPD), pegawai di lingkungan SKPD Pemerintah Kota, serta ratusan siswa dari sejumlah sekolah di Kota Bontang.
Dalam amanatnya, Wakil Walikota Bontang, basri Rase, yang bertindak sebagai inspektur upacara membacakan sambutan Menteri Dalam Negeri RI, Tjahjo Kumolo.
Dalam sambutannya Mendagri menyampaikan, berdasarkan laporan World Economic Forum, dari 144 negara, daya saing indonesia berada pada peringkat ke 37. Masih berada di bawah negara asean lainnya.
Sedangkan hasil survey Doing Business oleh International Finance Coorporation World Bank tahun 2015, untuk penyelesaian perizinan memulai usaha di Indonesia, pun masih membutuhkan waktu rata-rata 52,5 hari. Lebih lama dari negara Asean lainnya.
“Maka perlu ada perbaikan dalam pelayanan dan kemudahan izin oleh Pemerintah. Seiring semangat otonomi daerah dalam menyambut Masyarakat Ekonomi Asean,” ujar Basri membacakan sambutan.
Selain itu, dalam catatan Kemendagri, juga masih ada pemerintah daerah dengan kinerja rendah dalam proses penyelenggaraan pemerintahan. Meskipun dipengaruhi faktor penentu peningkatan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah, namun kepala daerah dan wakil memegang posisi kunci dalam mengembangkan kemajuan daerah dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Juga, praktek penyelenggaran pemerintahan saat ini menunjukan bahwa masih terjadi distorsi kebijakan, serta belum efektifnya koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah.
Meski demikian, Menteri Dalam Negeri berharap agar dengan semangat otonomi daerah, masyarakat Indonesia dapat merefleksikan kembali makna otonomi daerah, menjadi spirit untuk melakukan yang terbaik bagi bangsa dan negara. (*)
Laporan : Sary & Ariston
Editor : Maya Ch