MTQ ke-42 Tidak Membawa Angin Segar Bagi Pelaku UKM, Ketua Asik: Kami Minta Selalu Dibuatkan Event

Pusat oleh-oleh dan soevenir kerajinan tangan khas Kalimantan Timur di Ido Niaga Berbas Pantai.

Bontang. Sampai saat ini pandemi Covid-19 masih memberikan dampak yang buruk, seperti rendahnya transaksasi jual beli di berbagai sektor. Akibat dari rendahnya transaksi jual beli tersebut, pendapatan dan daya beli masyarakat dalam kurun waktu 1,5 tahun, menjadi menyusut sangat jauh.

Hal ini dirasakan, 70 orang pelaku usaha yang tergabung dalam Asosiasi Industri Kerajinan (Asik) di Kota Bontang.

“Bisa dikatakan selama satu tahun setengah, sejak awal pandemi hingga saat ini, persentase pendapatan kami menurun drastis. Sebab, daya beli masyarakat berkurang sebanyak 75 hingga 80 persen,” ungkap Hadaruddin Ketua Asosiasi Industri Kerajinan (Asik) Bontang yang ditemui pada Rabu, (9/6/2021).

Hadaruddin menuturkan, Pemerintah Kota Bontang diharapkan dapat mengambil beberapa langkah kebijakan strategis jangka panjang, untuk menanggulangi kelesuan ekonomi yang dirasakan para pelaku industri Usaha Kecil Menengah (UKM), khususnya di bidang usaha kerajinan tangan.

Hadaruddin Ketua Asosiasi Industri Kerajinan (Asik) Bontang.

Kebijakan tersebut dimaksudkan, agar geliat perekonomian di bidang usaha kerajinan tangan di Bontang ini dapat kembali bergairah.

Salah satu program prioritas Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bontang, Basri Rase dan Najirah untuk seratus hari kedepan adalah mengutamakan pemulihan ekonomi masyarakat.

Yakni, melalui pengembangan sektor Pariwisata dan pemberdayaan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Bontang.

Ingin sejalan dengan program prioritas tersebut, Hadaruddin meminta kepada pemerintah agar Asosiasi Industri Kerajinan (Asik) Bontang bisa selalu dilibatkan, disetiap event atau acara yang digelar oleh Pemerintah Kota Bontang.

Hadaruddin juga mengharapkan pemerintah untuk dapat menyiapkan lebih banyak ruang dan event yang menarik, sebagai wadah bagi pelaku usaha kecil untuk memperkenalkan dan memasarkan produk-produknya.

Selain itu Hadaruddin menyarankan pemerintah untuk melakukan trobosan baru, melalui sarana media online sebagai wadah dalam membantu memudahkan pelaku Usaha Mikro Kecil memasarkan dan mempromosikan produknya.

“Harapan kami pemerintah bisa selalu menggelar acara (Event). Supaya tamu-tamu dari luar kota bisa berdatangan ke Bontang. Jadi ada efek domino yang ditimbulkan. Misalnya hotel-hotel bisa menjadi ramai, termasuk usaha seperti kami ini juga akan di kunjungi,” harapnya.

Pihaknya meminta pemerintah untuk dibuatkan aplikasi online, sebagai sarana pemasaran dan promosi produk mereka.

Sebagai informasi Asosiasi Industri Kerajinan (Asik) Bontang sempat mengajukan tuntutan kepada panitia lomba Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-42 Kota Bontang, agar diperbolehkan berjualan di sekitar arena lomba.

Namun keinginan mereka ini tidak diwujudkan oleh Pemerintah Kota, mengingat aturan Protokol Kesehatan (Prokes) Covid-19 yang melarang adanya kerumunan. Selain itu Pemerintah Kota khawatir ada klaster baru COVID-19 yang muncul.

Olehnya Pemerintah Kota sudah menyiapkan alternatif bagi mereka. Yakni, setiap kontingen diajak untuk mengunjungi sentra-sentra UKM sebelum bertolak ke kampung halamannya.

Meskipun begitu alternatif yang diberikan oleh Pemerintah Kota, diakui tidak memberikan dampak keuntungan yang besar kepada pihaknya.

Laporan: Aris